Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini . Powered by Blogger.
  • Home
  • Contact Me
  • About Me
  • Category
    • KULINER
    • LIBURAN
    • LOMBA BLOG
Facebook Google Plus Instagram

Ibu Dila

Setiap langkah adalah berharga



Hai, teman
Sebagai generasi muda, tentu kita harus tetap belajar tentang sejarah yang pernah ada di tanah leluhur kita. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya

Karena Ibu Dila sekeluarga baru aja pindah dari Medan ke kota sebelah Jakarta, tepatnya di Bekasi. Kayaknya kurang afdol kalau gak belajar tentang kota Jakarta. Belajarnya bukan hanya lewat bacaan loh

Nah salah satu cara belajar mengenai suatu kota menurut pengalaman nomaden ala Ibu Dila sekeluarga adalah dengan mengunjungi museum

Yups, museum ... Tempat favorit saya buat jalan-jalan. Seperti kota-kota sebelumnya, museum adalah hal wajib untuk saya kunjungi bersama anak. Kalau di Medan dulu sih, Museum Rahmat Gallery adalah salah satu favorit saya

Dan ini dalam perjalanan perdana saya untuk lebih mengenal Jakarta. Ini dia museum yang harus saya kunjungi bersama keluarga, teman-teman

Museum Sejarah Jakarta



Tempat ini lebih dikenal oleh banyak orang sebagai Museum Fatahillah. Letaknya di Kawasan Kota Tua Jakarta

Bangunan megah banget, ala kolonial Belanda. Biasanya oleh sebagian orang bangunan megah ini hanya dijadikan sebagai spot foto saja. Mereka berfoto di bagian depan museum

Sayang kan kalau hanya berfoto tanpa masuk ke dalam area museum. Tahu gak, nyatanya Museum Sejarah Jakarta memiliki koleksi benda sejarah dari masa kolonial Belanda hingga berbagai replika prasasti dari zaman kerajaan lho

Bagian dalam museum pun cukup menarik untuk berfoto loh, bonus plus selain belajar kan



Di museum ini teman-teman bisa belajar tentang sejarah Jakarta dengan mudah dan murah. Harga tiket masuk cukup terjangkau hanya 5000 rupiah saja untuk orang dewasa

Museum buka mulai jam 8 pagi hingga jam 5 sore. Hari Senin libur ya

Supaya tambah seru berpetualang di Museum Sejarah Jakarta, teman - teman bisa loh memakai jasa pemandu wisata. Seperti kunjungan kami kemarin yang ditemani oleh Mbak Ina, seorang siswa praktek dari Sekolah Menengah Kejuruan jurusan wisata



Museum Wayang


Satu lagi museum yang bisa teman-teman kunjungi di Kawasan Wisata Kota Tua Jakarta, yaitu Museum Wayang.

Hayo, ngaku deh siapa yang udah lama gak nonton wayang ? Jawab yang jujur , teman-teman. Saya juga udah lama banget gak nonton wayang


Padahal dulu sering banget yah diputar di tivi


Nah sebagai salah satu kesenian asli Indonesia yang kini mulai jarang kita tonton, wayang juga harus kita lestarikan agar tidak punah. Sesuai namanya, Museum Wayang, tempat wisata di Jakarta ini mengoleksi berbagai jenis wayang yang ada di Indonesia


Teman-teman bisa belajar berbagai jenis wayang dalam tempat wisata di Jakarta ini. Tempatnya dekat banget sama Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah kok. Jalan kaki beberapa langkah aja. Emang menyenangkan banget bisa jalan-jalan di Kota Tua


Museum Wayang yang dulunya merupakan Gereja de oude Hollandsche, juga menyimpan sesuatu yang menarik di dalamnya selain wayang loh teman


Ada area pemakaman yang terdapat di dalamnya. Dan salah satu tokoh Belanda yang dimakamkan di sini adalah gubernur jenderal Hindia Belanda Jan Pieterszoon Coen.


Seperti Museum Sejarah Jakarta, tiket masuk Museum Wayang hanya seharga 5000 rupiah saja untuk orang dewasa. Hari Senin libur juga ya. Jadi jangan salah jadwal ya



***

Dikutip dari situs resmi Traveloka, cara paling asyik menuju kedua museum itu adalah dengan naik bus Trans Jakarta dan KRL

Jadi buat teman-teman yang tidak tinggal di Jakarta, mencoba naik 2 moda transportasi umum ini adalah hal wajib. Karena ada sensasi berbeda saat mencoba moda transportasi umum tersebut. Seru banget loh, si kecil aja senangnya minta ampun. " Seru " katanya. Bahkan dia sempat bernyanyi Naik Kereta Api juga selama di KRL



Naik KRL juga cukup terjangkau loh, teman. Seperti kami hanya membayar 3000 rupiah saja per orang dari stasiun Kranji Bekasi menuju ke Stasiun Jakarta Kota yang letaknya dekat sekali dengan Kawasan Wisata Kota Tua

Dan gak perlu lagi pusing dengan masalah mencari parkir deh

Setelah puas mengunjungi kedua museum tadi, teman-teman bisa loh menyewa sepeda yang banyak bertebaran disana. Seru kan





***

Karena Indonesia negara kepulauan dengan garis pantai yang panjang. Ada satu tempat yang sangat ingin saya kunjungi di Jakarta ini untuk lebih "mengenal" Jakarta yang juga terletak di pesisir pantai utara Jawa ini. Namanya Museum Bahari yang terletak di Jl. Pasar Ikan no. 1 Penjaringan, Jakarta Utara

Dan Museum Bahari yang sempat terbakar beberapa waktu lalu ini, seperti melambai-lambai mengundang saya " Kapan berkunjung ? "

Semoga setelah si kecil sembuh dari sakit cacar airnya, saya dan keluarga bisa berjalan-jalan lagi untuk melihat Jakarta lebih dekat

Karena seperti kata Bung Karno " Jangan sekali-kali melupakan sejarah "

Share
Tweet
Pin
Share
9 comments

Assalamu 'alaykum, teman - teman 😄

Kangen banget rasanya menyapa teman semua lewat tulisan di blog ini. Setelah dua bulan lebih tak mengisi tulisan di blog ini karena kesibukan ini itu dan pecahnya konsentrasi ke banyak hal. Tulisan saya kali ini sih sifatnya pemanasan lagi buat menulis ke depannya. Dan curcol ...

Teman, jika kalian selama ini mengenal saya sebagai Ibu Dila yang tinggal di Medan. Kali ini saya udah gak tinggal di Medan lagi. Tepatnya akhir Juni lalu setelah Lebaran, kami sekeluarga udah pindah ke Bekasi. Yah, setelah lebih dari 11 tahun tinggal di luar Jawa. Tahun ini kami kembali tinggal di Jawa. Alhamdulillah, bisa lebih dekat dengan keluarga dan sanak saudara 😍

Kepindahan kami sekeluarga ke Bekasi, sebetulnya udah kami prediksi dari awal kami tinggal di Medan, 4 tahun lalu. Tapi lebih pastinya sih setahun belakangan. Setelah kantor suami memberi sinyal bahwa tahun 2018 ini, suami harus pindah tugas ke Jakarta

Memilih Bekasi sebagai tempat tinggal kami, tentunya sudah dipikirkan matang - matang. Mulai dari akses suami ke kantor , tersedianya sekolah buat anak dan lain sebagainya

Dibilang mudah juga gak mudah. Dikatakan susah juga gak susah banget

Tapi yang jelas, saya sempat mengalami kebas pada bagian kepala kanan sekitar Januari lalu akibat beratnya pikiran saat itu mengenai pindah kali ini

Padahal ini bukan pertama kali kami pindah loh, Bekasi adalah kota ke delapan

Dan ini sebagian cerita nomaden kami, yang bisa dibaca disini, mampir ya 😊

Memikirkan sekolah anak
Memikirkan rumah
Memikirkan macetnya ibukota
Belum lagi banjir
Pengeluaran yang luar biasa besar
Dan lain - lain

Hingga pecahlah pertahanan saya kala itu, saya sempat menangis hebat. Karena tak kuat, saya pun meminta suami untuk hanya mengatakan sugesti positif di telinga ini

Alhamdulillah, setelah berbagai drama terlewati. Rumah sudah dapat. Sekolah anak dapat. Kami pun pindah ke Bekasi

Meski saya tak lagi tinggal di Medan, masih ada beberapa cerita yang ingin saya bagi tentang Sumatera Utara. Terutama liburan kami di Samosir bulan April lalu

Dan tentunya tak lupa cerita kepindahan kali ini juga akan saya bagi di blog ini. Seperti pindah sekolah Kakak dari SMP swasta di Medan ke SMP negeri di Bekasi. Dan cerita kami tentang mencari rumah di Bekasi

Sudah dulu ya cerita Ibu Dila kali ini, teman. Semoga keluarga kami selalu mendapatkan keberkahan dari Allah dimanapun kaki ini dijejakkan. Aamiin 😇😇





Share
Tweet
Pin
Share
7 comments

Kalau ditanya " Me time kamu apa sih ? ". Secara kan ya, saya ibu rumah tangga yang hampir 24 jam di rumah

Me time berkualitas, pasti saya perlukan

Makan mie instan tanpa diusilin anak, itu me time
Mandi pakai sabun yang harum, me time juga
Makan coklat gak ketauan anak, aiiih senangnya me time ku 🙈
Nulis di blog, apalagi itu nikmatnya duniaku deh

Sama satu lagi
Mewarnai ...

Biarpun 2 tahun lagi udah kepala 4 dan gak pandai menggambar ( bisa sih tapi kudu nyontek Google ... hihihi ), saya mah seneng banget mewarnai

Dan untuk me time terakhir ini, saya suka melakukannya bareng anak-anak. Karena itu kesukaan mereka juga. ME TIME bareng namanya jadi WE TIME yak. Tapi we time  menyenangkan looooh 😄

Entah kenapa hormon kebahagiaan itu bisa muncul saat mewarnai. Apalagi kalau warna-warnanya cerah. Langit yang gelap bisa hilang seketika

***

Biasanya saat mewarnai, saya sama anak-anak pakai crayon, spidol atau pensil warna. Kami suka saling pinjam, karena kami punya alat warna sendiri-sendiri

Medianya sih buku mewarnai atau gambar saya yang hasil contekan dari Google

Eh tapi sekarang kayaknya kebahagiaan saya bareng anak-anak saat mewarnai bakal lebih berwarna deh. Karena ada produk inovatif baru dari Fabel-Castell yang bakal memuaskan me time mewarnai saya

Namanya Colour to Life


Apa itu Colour to Life dari Fabel Castell ?

Siapa sih jaman sekarang yang gak kenal dunia digital. Dari orang kota sampai desa. Anak kecil sampai orang dewasa. Kayaknya semua orang udah kenal gawai canggih. Bahkan kuota internet udah masuk kebutuhan pokok sekarang

Dan kehadiran gawai sudah tidak terbendung lagi

Colour to Life. Dari namanya aja udah menarik ya, teman

Fabel-Castell yang berdiri pada tahun 1761 dan sekaligus merupakan produsen alat tulis terbesar dan tertua di dunia, menjawab tantangan jaman now dengan meluncurkan produk Colour to Life yang memadukan antara membuat gambar secara konvensional dengan kemajuan teknologi Augmented Reality ( AR )

Jadi gambar yang akan dihasilkan nanti akan terlihat lebih nyata dan hidup. Dan pastinya lebih menarik karena terhubungkan dengan dunia digital


Menurut bapak Yandarmin Halim, Managing Director PT Faber-Castell International Indonesia, yang ditemui saat peluncuran Colour to Life di Gramedia Sun Plaza Medan, Sabtu 5 Mei 2018 kemarin.  Kehadiran produk ini adalah upaya Faber-Castell agar anak-anak Indonesia bisa menjadi subjek dan bukan sepenuhnya menjadi objek dari sebuah mainan digital atau gawai

Anak-anak pun diarahkan ke dunia digital dengan peran sebagai kontributor, dalam bentuk mensuplai karakter atau objek yang telah mereka warnai untuk dipakai dalam game tersebut


Dalam satu set Colour to Life Faber-Castell, menurut Ibu Ang Lilyana, selaku Product Spv PT Faber-Castell International Indonesia, terdiri dari :

- 15 halaman buku mewarnai Augmented Reality
- 20 warna connector pens

Yang semua itu dikemas dalam Gift Set Box cantik ( bisa buat kado kan 😍 )

Lalu gimana cara menggunakan Colour to Life Fabel-Castell ?

Pertama kali yang harus dilakukan adalah mengunduh aplikasi Colour to Life di Google Play atau App Store

Atau bisa juga menggunakan QR Code untuk mengunduh aplikasi dengan cepat


Setelah selesai mengunduh, saatnya untuk bermain bersama aplikasi Colour to Life

Yang harus dilakukan pertama kali adalah mewarnai gambar di buku Colour to Life dengan menggunakan connector pen yang ada di dalam set

Dan jangan warnai bingkai yang ada di sekeliling gambar. Karena hal ini bisa menyebabkan kegagalan proses scan

Setelah, selesai diwarnai. Lanjutkan proses scanning. Sebaiknya proses scan dilakukan dengan jarak minimal 30 cm dalam posisi tegak lurus. Dan tunggu hingga muncul warna hijau di layar

Jika terjadi kegagalan scan, arahkan kamera ke objek lain. Lalu ulang scan gambar yang telah diwarnai tadi

Nah setelah proses scan berhasil, dan karakter 3 D muncul artinya kita siap bermain bersama Colour to Life dari Fabel-Castell ini

Apa aja yang bisa dilakukan dengan Colour to Life Fabel-Castell ini ?

1. Berinteraksi dengan karakter 3 D yang telah diwarnai

Karakter yang telah diwarnai tadi bisa kita arahkan kemana kita suka. Ukurannya pun bisa diperbesar atau perkecil

2. Mengambil gambar atau swafoto bersama karakter

Sentuh ikon kamera pada aplikasi, maka akan masuk pada mode foto. Karakter yang telah diwarnai tadi bisa deh diajak foto bersama


Kamera depan atau belakang, bisa semuanya. Mana yang kita suka

3. Bermain dengan games 

Pada bagian ini, anak-anak saya suka sekali. Karena mereka bisa bermain dengan 5 karakter dari Colour to Life Fasbel-Castell ini


Pogo Boy :

Saatnya bermain dengan pogo stick. Dan Hati-hati jangan sampai terjatuh ke dalam air

Permainan ini dapat melatih koordinasi antara tangan dan mata, kemampuan motorik, meningkatkan konsentrasi dan perhatian serta bisa melatih refleks

Giddy Up :

Permainan ini menantang kita untuk berpacu sejauh mungkin. Tetapi jangan lupa perhatikan rintangan di lintasan pacu

Keuntungan bermain Giddy Up antara lain bisa melatih koordinasi antara tangan dan mata. Melatih kemampuan motorik. Meningkatkan konsentrasi dan pikiran serta melatih refleks

Dress-Up Challenge :

Permainan ini saya suka sekali, karena saya seperti bermain princess bersama si Kecil. Tantangan dari permainan ini adalah mengingat pakaian manekin dalam waktu singkat

Saatnya bermain dengan princess , baju bisa diberi motif juga loh 
Yang tentu saja dapat melatih ketajaman ingatan dan meningkatkan konsentrasi serta perhatian

Balance Your Brain :

Saatnya untuk menyamakan tulisan dan warna yang ada dalam gambar

Akan muncul gambar pada kanvas yang dilukis oleh kucing 
Dengan memainkan permainan ini, kita dapat menstimulasi koordinasi antara otak kanan dan kiri. Melatih perhatian dan konsentrasi. Serta dapat meningkatkan kemampuan berpikir

Safe Flight :

Pesawat udara yang sudah diwarnai, dapat kita ajak terbang tinggi dan jauh. Seperti mengendarai pesawat udara. Tetapi harus waspada dengan awan yang muncul

Pesawatku terbang ke bulan 😄
Permainan seru ini dapat melatih koordinasi antara tangan dan mata. Juga melatih kemampuan motorik. Meningkatkan konsentrasi dan perhatian. Dan tak lupa, dapat melatih refleks

***

Saat acara peluncuran Colour to Life Fabel-Castell kemarin, tak lupa blogger dan media yang diundang pun diberikan waktu untuk mencoba langsung sensasi mewarnai yang berbeda. Dan benar saja, keseruan pun terjadi

Berfoto dengan Kumpulan Emak Blogger Medan 😍


Karena mewarnai emang bisa bikin bahagia kan

Jangan takut kehabisan kuota, teman. Permainan ini bisa dimainkan secara offline kok

O iya, produk Colour to Life Fabel-Castell ini tersedia di Gramedia. Dan juga bisa dibeli secara online di Tokopedia, Bukalapak dan lainnya, teman

Harganya 119.000 rupiah

Kakak akan bermain dengan karakter Giddy Up kesukaannya, bersama adiknya 😍

Si Kecil, yang suka dengan karakter Dress-up Challenge

Dan kini, WE TIME mewarnai saya dan anak-anak tentunya semakin seru bersama Colour to Life Fabel-Castell 😍

































Share
Tweet
Pin
Share
22 comments
Ibu Dila muncul lagi .... Yeeey

Kira-kira ada yang kangen gak ya ? *siapkan tas kresek warna hitam buat yang gak kuat baca pertanyaan tadi*😄

Seperti janji saya di tulisan sebelumnya, kali ini saya mau ngelanjutin cerita keseruan liburan kami ke Samosir awal April kemarin

Yang belum baca cerita sebelumnya bisa baca disini, teman 😊

***

" Para penumpang kendaraan harap masuk ke kendaraannya masing - masing " terdengar perintah dari pengeras suara di Pelabuhan Ferry Ajibata


Yup, untuk penumpang yang membawa kendaraan sendiri dilarang masuk dengan berjalan kaki saat naik ke kapal. Mungkin maksudnya untuk mempercepat naiknya penumpang ke kapal ferry Tao Toba 2, yang akan membawa kami ke Samosir

Satu per satu kendaraan pun masuk mundur ke dalam kapal ferry. Ada mobil, truk pasir hingga bis. Kebetulan di Samosir memang sedang banyak perbaikan jalan. Sepertinya truk pengangkut pasir itu, untuk mendistribusikan material ke proyek itu

Sekitar 30 mobil muat dalam satu kali menyeberang

***

" Bang lempar uang koinnya, Bang " terdengar teriak seorang anak laki-laki dari air, ke seorang penumpang pria yang berdiri di dek kapal. Pria itu tampak mengacuhkan anak laki-laki tadi

Wah, ini dia yang saya tunggu-tunggu. Kemunculan si anak koin di Pelabuhan Ferry Ajibata

Anak koin yang biasa saya lihat di TV, akhirnya muncul juga. Ih senangnya saya ...

" Hei, sini " teriak saya

" Lempar koinnya, Kak " teriak anak laki-laki berkulit hitam itu sambil mendekat ke arah saya

" Tunggu ya " kata saya sambil mencari koin dan uang dua ribuan

Meski saya menunggu kemunculan si anak koin, saya gak sempat menyiapkan koin. Jadi saya harus cari-cari dulu

Koin yang dicari pun ketemu. Ada sekitar sepuluh ribu rupiah, dalam bentuk koin  lima ratus dan seribu. Dan 2 lembar dua ribuan

Si anak koin sudah siap menanti lemparan uang dari saya

Plung ... Plung

Anak koin 



Satu persatu koin pun saya jatuhkan. Dan yeeey, si anak koin bisa menemukannya. Pantulan cahaya matahari membantunya menemukan koin saya

( Terjawab sudah rasa penasaran saya selama ini ) 🤗

" Kakak sama adik mau coba gak ?" Tanya saya ke anak-anak

" Mau " kata Kakak

" Aku gak mau " kata adiknya ( si adik emang udah tegang saat mulai mau naik kapal )

" Ya udah, sini keluar dari mobil " kata saya

Si Kakak pun melempar koin. Plus uang kertas dua ribuan yang dibungkus di koin

Tut ... Tut ...

Bunyi klakson kapal disertai bunyi rantai penutup pintu kapal pun terdengar. Tanda kapal ferry Tao Toba 2 yang akan membawa kami ke Samosir, akan berangkat

Saya pun kembali masuk mobil

" Yuk, kita naik aja daripada di mobil " kata saya ke suami dan anak-anak

" Ya udah " kata suami

Si Kecil yang awalnya menolak buat keluar mobil, mau juga keluar untuk naik ke dek atas penumpang

Kapal Tao Toba 2 yang membawa kami ke Samosir penuh saat itu

Mau foto aja kudu mepet saking penuhnya 🙄
Kami pun melangkahkan kaki menuju dek atas, tempat penumpang bisa duduk

Tampak meja penjual mie instan dan kopi di dekat tangga untuk naik ke atas dek. Tangga di kapal Tao Toba 2 ini sungguh sempit dan curam. Cuman cukup satu badan  penumpang orang dewasa aja, cyin ... Huh

Dengan jendela tanpa kaca langsung di tepi tangga, sungguh bikin saya yang gak bisa berenang ini deg-degan untuk naik. Coba kalo kepeleset, bisa kecemplung ke danau. Kan sereeeem

Baru naik sebentar, gak sampai satu menit kami langsung turun balik lagi ke mobil

Gak cuman tangganya yang curam dan sempit. Dek atas pun sempit dengan bau rokok yang luar biasa. Bikin saya pusing seketika

( Untuk cerita dek kapal Tao Toba 1 yang membawa saya ke Samosir, maaf gak sempat  foto. Saya terlalu tegang saat itu )

Biar gak penasaran, ini saya kasih dek atas kapal Tao Toba 1 aja ya. Kapal ini yang akhirnya membawa saya pulang dari Samosir. Dek atas penumpangnya jauh lebih luas dari pada Tao Toba 2

Dek atas Kapal Tao Toba 1, yang lebih luas dan nyaman daripada Tao Toba 2. Berasa milik pribadi aja ... Sepi, cyin 😅😅
Baru masuk mobil sebentar tiba-tiba si Kecil bilang dengan suara pelan " Aku takut naik kapal " dengan ekspresi ketakutan dan udah terlihat mau nangis

Ya Tuhan, ini anak kenapa bicara begitu. Dia gak tau apa, kalau emaknya juga stress naik kapal ... Hiks

" Adik, mau liat film gak ? " tawar saya

" Film apa ? " tanya si Kecil masih dengan ekspresi takut naik kapal

" Terserah " jawab saya sambil menjulurkan hp

Alhamdulillah, tawaran memakai hp emaknya lumayan ampuh untuk bikin dia gak bilang " Aku takut naik kapal " lagi

Gak mau turun mobil lagi, saking takutnya naik kapal 😅
Untungnya sinyal si operator merah kencang sekali di tengah Danau Toba. Jadi si Kecil bisa puas nonton film di You Tube. Horeeeee ... Emak bahagia hahaha *bukan bahagia receh loh ya*

Entah berapa kali penjual kacang rebus mondar-mandir menawarkan dagangannya

Cuma karena sibuk bikin si Kecil nyaman naik kapal. Dan biar dia gak bilang " Aku takut naik kapal " lagi. Saya gak begitu memperdulikan ibu penjual kacang itu

Setelah setengah jam perjalanan, Alhamdulillah si Kecil udah sibuk main hp. Lumayan lah buat bikin dia lupa sejenak ketakutannya

Ketakutan si Kecil naik kapal bahkan baru saya ceritain ke suami saat kami udah di tengah perjalanan pulang dari Samosir

" Ah, masak sih adik ketakutan ?" Tanya suami gak percaya

" Mas gak tau kan. Emang aku sengaja gak bilang pas itu. Bisa bubar jalan aku kalo cerita ke Mas sama Kakak " jawab saya

Karena kalau saya cerita saat itu, si Kakak sama Papanya bisa ngegodain si Kecil abis. Eh bukannya bikin tenang. Bisa-bisa si Kecil malah nangis ketakutan

Pusyiiiing kepala belbie kan bo' ...

Setelah si Kecil mulai tenang, saya baru keluar buat menikmati suasana kapal

Rupanya, sama kayak di Pelabuhan Ferry Ajibata. Ada para pengamen kecil juga loh. Biar lebih berasa kalau saya lagi di tanah Batak Toba, saya minta aja mereka buat nyanyi .... Asiiiik

Dua buah lagu Batak, saya minta mereka nyanyikan


Angin danau terasa mengaliri wajah saya siang itu. Sejuk sekali

Pelabuhan Tomok di Samosir sudah makin terlihat. Artinya kapal akan menepi di Samosir. Alhamdulillah ...

Cerita dua malam di Samosir pun di depan mata, siap saya ukir bersama keluarga tercinta 😍

***

Eh, tunggu dulu

Tulisan Ibu Dila ini belum selesai loh. Hihihi ...

Berbeda dengan perjalanan berangkat saya. Perjalanan pulang saya kembali ke Medan, saya dapat kapal Tao Toba 1

Jika sebelumnya saya harus menunggu 3 jam lebih untuk menyeberang ke Samosir. Di perjalanan pulang ini saya seperti dapat golden tiket

Lah gimana enggak ? Saat itu sebetulnya saya mengincar kapal jam 10.00 dari Tomok

Eh rupanya di Minggu pagi itu, kapal Tao Toba 1 dioperasikan buat kapal tambahan. Karena dari Ajibata penuh dengan wisatawan pagi itu

Jadilah kami yang semula berpikir bakal menunggu satu jam di Pelabuhan Tomok, malah dibuat tergesa-gesa dengan adanya kapal tambahan itu

" Cepat naik kapal, Kak. Udah mau berangkat itu " kata petugas tiket

" Apaaaa ? Beneran, Mbak " jawab saya kaget bukan main

Kami pun menyeberang kembali ke Ajibata jam 9 pagi dengan kapal diluar jadwal reguler itu. Maunya santai dulu di Pelabuhan Tomok sambil foto-foto syantik gagal deh

Tapi senang juga sih hahaha

Kapal siap meninggalkan Pelabuhan Tomok, Samosir

Kapalnya kosong euy 😍
Udah lebih cepat nyebrangnya

Kapal kosong pula

Dan saya pun bisa beli lesung kayu buat masak ubi tumbuk ( masakan khas Tapanuli Selatan ), di seorang bapak pedagang yang kebetulan naik kapal itu juga

Namanya emak-emak gitu loh, gak bisa liat sesuatu yang lutju buat dibeli. Biarpun itu di kapal ferry *untung bapak suami paham sama istrinya ini* 😅

Sebuah lesung kayu seharga 40 ribu rupiah pun berpindah ke tangan saya. Tuing... Tuing

Dan ... sampai saya menulis cerita ini, lesung kayu phenomenal itu belum saya pakai

Maafkeun aku ya, suamiku tersayang  😁

Jomblo dilarang baper liat mereka 😄😄
Foto saya sambil memegang lesung kayu dengan latar belakang pasangan yang sedang jatuh cinta itu, mengakhiri cerita Ibu Dila kali ini

Terima kasih dan sampai jumpa di petualangan kami di Samosir selanjutnya  😘😘😘
Share
Tweet
Pin
Share
20 comments

Jam menunjukkan pukul 10.10 Jum'at itu. Terlihat satu mobil di depan saya, sedang antri di tembok tinggi putih pintu masuk Pelabuhan Ferry Ajibata, Kabupaten Simalungun. Tampak sang sopir turun membeli kacamata hitam di penjual kacamata keliling

Yess, berarti saya bisa ikut menyeberang ke Samosir nanti jam 10.30. Pikir saya 

***
Akhir pekan pertama di awal bulan April ini, saya dan keluarga memang merencanakan liburan ke Samosir. Dan saya sengaja memilih liburan kesana di akhir minggu biasa. Yah supaya gak padat aja sih 

Tepat jam 6 pagi kami keluar dari rumah menuju ke Pelabuhan Ferry Ajibata yang letaknya 191 km dari rumah

Langit masih gelap saat kami keluar rumah. Tapi mobil sudah cukup banyak yang berlalu lalang. Di Medan, jam 6 pagi emang masih gelap ya teman

Kami memang lebih suka berangkat pagi sebelum sarapan. Supaya lebih santai dan gak kena macet. Sarapannya kami berhenti di SPBU atau masjid 

" Say, mau coba masuk lewat tol. Nanti pemandangan sawitnya bagus loh ? " kata suami. Sebetulnya saya saat itu lebih ingin melewati lintas timur Sumatera yang biasanya kami lewati aja. Supaya bisa melihat kabut pagi yang indah di jalan yang kanan kirinya terlihat sawah membentang itu. Cuman karena penasaran dengan tol yang belum genap setahun beroperasi ini. " Beneran bagus ? Ya udah deh " jawab saya 

Kendaraan pun diarahkan suami menuju pintu tol Lubuk Pakam yang bernuansa biru kuning dengan ornamen khas Melayu itu

Indahnya matahari terbit pagi itu
Beruntungnya saya, pagi itu rupanya kabut pun terlihat di jalan tol yang masih baru itu. Kebun sawit milik PT Perkebunan Nusantara ( PTPN ) terbentang sangat luas di sepanjang jalan. Bonusnya pun saya bisa melihat matahari terbit di timur dengan warna orange sempurna mirip kuning telur. Masya Allah indahnya

Karena jalan tol ini masih dalam proses pembangunan, kami pun keluar di pintu tol Perbaungan

Perut pun mulai krucuk-krucuk minta diisi nasi

Masjid Al Ihsan Wannaja milik PT Perkebunan Nusantara 3 Kebun Rambutan di Tebing Tinggi pun jadi pilihan kami untuk tempat sarapan. Sekalian ke kamar mandi juga sih. Maklum pagi itu udaranya dingin, jadi pengen pipis deh ... Hihihi 

Nasi bekal pun dikeluarkan. Eh, ternyata kami gak sendiri loh. Ada 3 mobil lain juga yang lagi sarapan rupanya. Yesss ... Senang saya. Ada kawannya

Para kucing yang sabar menunggu adik makan 😄
Namanya juga anak-anak. Eh, ada kucing 3 ekor meong-meong. Diajak mainlah sama mereka berdua. Sambil dikasih makan tulang ayam kampung sisa sarapan kami. Rencana 30 menit aja istirahat plus sarapan disana, molor deh jadi 1 jam

***
Hampir jam 9 pagi, kami memasuki Pematang Siantar. " Bisa gak ya naik kapan jam 10.30 ?" kata suami sambil liat jam tangan saat mengisi bahan bakar 

" Bismillah aja deh " kata saya. Sebenarnya harap-harap cemas juga sayanya

Alhamdulillah tak banyak truk Fuso panjang berisi log kayu yang melintas di jalur lintas tengah Sumatera siang itu. Hanya 2 yang kami temui di jalan 

Tak lama Danau Toba pun mulai terlihat dari ketinggian. Yeah, udah mau dekat Parapat. Berarti Pelabuhan Ferry Ajibata udah deket juga

Dengan jalan makin menurun, kami pun tiba di depan pintu Pelabuhan Ferry Ajibata 

Mobil yang belum boleh masuk ke Pelabuhan Ferry Ajibata
" Bang, antrinya dari sini " kata seorang petugas disana sambil menunjuk ke tembok putih depan Pelabuhan Ferry Ajibata. Saat suami mengarahkan kendaraan kami masuk ke parkiran pelabuhan. Melewati satu kendaraan keluarga warna hitam yang parkir tepat di tembok putih itu  

" Lah itu masih kosong " kata suami saat melihat parkiran pelabuhan yang masih terlihat lapang itu

" Itu yang udah mau naik kapal, Bang " jawab petugas dengan ramah. " Abang parkir di belakang kendaraan warna hitam itu " katanya lanjut

" Bang, ini kapal jam 10.30 udah mau berangkat ya ?" tanya saya ke petugas itu. " Iya , Kak " jawabnya

" Berarti kami naik kapal jam 13.30 dong ?" tanya saya. " Gak tau nanti, Kak. Nanti kalo masih bisa masuk. Kakak bisa ikut kapal ini " jawabnya

Rupanya bukan rejeki kami. Kendaraan warna hitam tepat di depan kami itupun bisa ikut menyeberang dengan jadwal 10.30

Rencana menyeberang ke Samosir jam 10.30, supaya bisa mengejar sholat Jum'at di Samosir pun bubar

" Bang, lima ribu " kata petugas itu sambil menempelkan stiker di spion kendaraan .
" Tiketnya berapa, Bang ?" tanya saya. " Ini buat nomer antrian aja, Kak. Tiketnya nanti di dalam" jawabnya sambil meminta kami memasukkan kendaraan ke tanah lapang parkir Pelabuhan Ferry Ajibata

Antrian mobil di dalam parkiran. Sudah lumayan mendung suasananya, tidak terik seperti saat kami datang. Mobil di parkiran ini, adalah yang akan naik ke kapal
Panasnya Pelabuhan Ferry Ajibata saat kami datang sangat terik

Kapal Tao Toba 2 yang mengangkut penumpang pukul 10.30 pun membunyikan klaksonnya. Tanda akan berangkat 

" Ngapain kita disini ? " kata adik. " Ya udah nunggu disini, Nak " jawab saya. "Boseeen " jawabnya

Jam pun sudah mulai mendekati pukul 11.00. " Say, sholat Jum'at dimana ini ?" tanya saya ke suami. " Mau naik lagi ke Parapat ?" tanya saya. Satu-satunya masjid terdekat disana yang jaraknya 3 km dari pelabuhan. Dan musholla pun tak tersedia di Pelabuhan Ferry Ajibata ini 

Suami pun menjawab " Udah nanti sholat di Samosir aja. Dijamak. Kita kan musafir. Nanti kalo naik lagi. Kita dapat kapal jam berapa ? "

O iya, teman. For your information, sholat Jum'at di Medan dan Sumatera Utara pada umumya dimulai pukul 12.30. Dan selesai pukul 13.15

Jika suami sholat Jum'at dulu di masjid  Parapat, kemungkinan besar kami ketinggalan lagi kapal jam 13.30. Dan kami pun harus ikut jadwal berikutnya lagi yaitu pukul 16.30

Yang artinya kami harus menunggu 6 jam lebih untuk menyeberang ke Samosir

***
Menunggu itu membosankan. Bisa iya bisa juga nggak. Bener gak ?

Dan apa yang dilakukan para penumpang saat menunggu alias antri kapal di pelabuhan Ajibata menuju ke Samosir, supaya gak bosan

Ini dia yang membuat rasa bosan itu hilang :

1. Melihat kapal motor penumpang yang berangkat

Aneh memang, biarpun kami gak bisa berangkat dengan kapal ferry pukul 10.30. Ternyata asiiik loh melihat kapal ferry itu berangkat. Bisa melihat saat pintu untuk masuk kendaraan diangkat. Melihat kapal berputar menuju ke Tomok. Dan melihat kapal bergerak menjauh dari pelabuhan ferry Ajibata

Semua itu merupakan keasyikan tersendiri rupanya



2. Berfoto dan melihat kapal motor penumpang yang sedang dalam masa perawatan

Di pelabuhan ferry Ajibata, terdapat 2 buah kapal motor penumpang atau disingkat KMP. Bernama KMP Tao Toba 1 dan 2. Meski ada 2 kapal, tak setiap waktu keduanya dioperasikan. Karena tak setiap saat kapal itu penuh penumpang

Disaat tak digunakan itulah, kapal dirawat juga


Anak-anak yang asyik bermain di kapal yang tengah dipelihara
Sekelompok pria terlihat sedang mengelas bagian kapal Tao Toba 1. Terlihat juga beberapa anak kecil bermain disana. Mungkin mereka sudah terbiasa kali ya 


3. Membeli kacamata hitam

Akhirnya terjawab juga kenapa mobil di depan kami membeli kacamata hitam yang ditawarkan oleh pedagang keliling saat kami antri masuk

Sebuah keluarga yang sedang memilih kacamata 


Rupanya di saat panas terik, pantulan air Danau Toba itu sangat menyilaukan mata loh. Asli beneran. Pantas aja ya, di Pelabuhan Ajibata ini gak cuman satu orang yang menjajakan kacamata hitam

Soal model, cukup lumayan banyak kok pilihannya. Dengan harga yang dijamin gak bikin kantong bolong. Untuk kacamata anak, harganya 25 ribu saja. Sedangkan untuk kacamata orang dewasa, harganya 40 ribu saja. Soal harga ? Boleh ditawar kok

Ada yang senang dibelikan kacamata 🤣

4. Melihat anak-anak bernyanyi lagu Batak

Udah tau kan, kalau orang Batak itu terkenal dengan suaranya yang merdu itu. Gak usah deh penyanyi papan atas. Pengamen cilik di Pelabuhan Ferry Ajibata aja punya suara yang top abis loh. Kalah deh suara saya, yang cempreng kayak panci rombeng jatuh ... Hihihi

Para penyanyi cilik di Pelabuhan  Ferry Ajibata yang sedang menghibur para penumpang
Saat menunggu antrian kapal ferry, anak-anak ini akan menawarkan jasanya pada kita. Mereka datangnya sih berkelompok. Ada sekitar 2-5 anak. Dan ada beberapa kelompok disana

Mereka akan memperdengarkan lagu Batak dengan dengan bantuan tepuk tangan sebagai musiknya

Belum puas mendengarkan satu alunan lagu dari mereka ? Kita boleh kok minta tambah lagi. Tak terasa, badan pun ikut bergoyang saat mereka menyanyikan lagu Batak

Jangan lupa, kasih tip yang sesuai ya

5. Duduk santai di pinggir Danau Toba


Angin semilir sepoi-sepoi di Danau Toba, tak pelak membuat mata mengantuk. Daripada makin mengantuk, duduk di bangku kayu yang disediakan sambil memandang keindahan danau dan lalu lalang kapal motor bisa mengalihkan rasa kantuk

6. Membeli buah

Di Pelabuhan Ferry Ajibata, terlihat beberapa penjual buah. Ada juga buah potong. Dagangan mereka pun macam-macam. Seperti jeruk, mangga, pisang dan nanas



Sambil menunggu, bisa kan kita membeli jeruk. Dan dikupas di tepi danau

7. Duduk di kedai sambil jajan

Perut keroncongan ? Tak perlu khawatir. Di  sekitar Pelabuhan Ajibata terdapat beberapa kedai penjual makanan matang. Tapi perlu diperhatikan untuk umat Islam. Karena ada juga kedai yang menjual babi

Salah satu kedai dengan menu babi 
Namun tepat di dalam parkiran, ada sebuah kedai Muslim yang menjual makanan halal. Ada gorengan, mie rebus atau goreng, soto, sop dan berbagai macam minuman

Kedai yang menjual makanan halal

Sambil makan gorengan, bisa menikmati alunan lagu dari sekelompok anak kecil ini 
Menunggu sekian jam tentunya, tak pelak membuat kita ingin ke toilet kan untuk menyelesaian masalah hajat. Gak perlu khawatir. Toilet di Pelabuhan Ajibata cukup nyaman kok untuk penumpang. Airnya sangat lancar, tak ada bau pesing dan pastinya bersih. Cukup membayar 2000 rupiah saja. Atau 5000 rupiah untuk mandi

Tak terasa, waktu pun menunjukkan jam 13.30. Anak-anak pun tak terlihat surut semangatnya karena 3 jam menunggu. Kapal pun datang. Saatnya kami menyeberang ke Samosir, teman

Petualangan apa saja yang saya dapatkan di Samosir ? Tunggu cerita saya berikutnya ya

See you 😘😘😘















Share
Tweet
Pin
Share
16 comments
Older Posts

About Me

About Ibu Dila

Seorang istri dan ibu 2 anak yang belajar kehidupan dari setiap jejak langkah di negeri ini.

Featured Post

Belajar Sejarah Jakarta dengan Mengunjungi Museum

Hai, teman Sebagai generasi muda, tentu kita harus tetap belajar tentang sejarah yang pernah ada di tanah leluhur kita. Karena bangsa...

Search This Blog

Postingan Populer

  • Mengurus Pindah Sekolah Anak ke Luar Kota ( Berdasarkan Pengalaman Pribadi )
    Pindah lalu tinggal dan hidup di beberapa kota bukan lagi hal baru buat saya dan keluarga. Hari ini saya akan berbagi tips bagaimana memili...
  • Jalan-jalan Minggu ke Bagan Percut
    Pasar Ikan Bagan Percut, Deli Serdang Suami sudah beberapa kali mengajak saya ke Bagan Percut. Tapi entah selalu saja belum ter...
  • Museum Perkebunan Indonesia, Menghubungkan Masa Lalu dan Masa Depan
    Museum ? Saya suka sekali dengan museum. Kali ini kunjungan kami sekeluarga adalah ke Museum Perkebunan Indonesia Museum yang terl...
  • Seseruan Bermain di Taman Budaya Resto, Tanjung Morawa
    Restoran ini jaraknya dekeeet banget dari rumah. Nyomot perkataan kawan saya , resto ini tetangga sebelah rumah aja. Padahal udah setahun ...
  • Buka puasa di Pondok Telaga Ikan, Kuala Namu
    Mulai awal minggu lalu pas papanya luar kota, pengen banget makan di luar. Pengen ini pengen itu tapi apa daya gak bisa nyetir *makan...

Follow Us

  • Facebook
  • Instagram
  • Google Plus

Categories

  • Banjarmasin
  • Jakarta
  • keluarga
  • kuliner
  • Lebaran
  • liburan
  • lomba blog
  • Medan
  • mudik
  • My Story
  • Novel
  • Pekanbaru
  • Review
  • Semarang

Hai, saya ingin jadi kawan kalian. Ikuti ceritaku yuk...

Blog Archive

  • August (1)
  • July (1)
  • May (2)
  • April (1)
  • March (3)
  • February (3)
  • January (3)
  • December (7)
  • November (11)
  • October (9)
  • September (5)
  • August (5)
  • July (5)
  • June (9)
  • May (8)

Member of Blogger Perempuan

Member of Blogger Perempuan

Member Of Kumpulan Emak Blogger

Member Of Kumpulan Emak Blogger
Instagram Facebook

Created with by ThemeXpose

Customized with by DuniaQtoy