Rumah megah berusia lebih dari 100 tahun ini, letaknya sangat strategis yaitu di kawasan Kesawan kota Medan yang merupakan pusat perdagangan. Tepatnya di jalan Ahmad Yani
Gerbang depan yang mempesona |
Tjong A Fie adalah seorang pengusaha yang berasal dari Tiongkok yang merantau ke Medan di usia belasan tahun. Berkat keuletannya beliau berhasil mengembangkan banyak usaha di tanah Deli ini. Seperti membangun bisnis perkebunan besar, yakni pabrik kelapa sawit, pabrik gula, perusahaan kereta api, dan memiliki lebih dari 10.000 karyawan
Foto Tjong A Fie yang terdapat di ruang tamu |
Pemandu wisata , mas Dio sedang menjelaskan saat pemakaman sang saudagar |
Karena rumah ini dimiliki seorang saudagar dari Tiongkok , desain yang digunakan adalah desain arsitektur Cina kuno. Namun bangunan ini juga dipengaruhi dengan corak Melayu serta Eropa. Pada masanya rumah ini pernah dihuni oleh puluhan orang mulai dari Tjong A Fie sekeluarga dan pelayan
Rumah ini sendiri mulai dibuka untuk umum pada tahun 2009. Buka mulai jam 9 - 5 sore
Dengan harga tiket yang lebih mahal dibanding museum lainnya yaitu 35 ribu rupiah, apa yang kita dapat disana sangat sebanding. Harga tiket yang cukup mahal ini dikarenakan biaya perawatan yang cukup tinggi dan dibutuhkan beberapa orang untuk merawatnya.
Tiket masuk seharga 35 ribu per orang |
Lampu gantung nampak cantik di ruang tamu |
Meski berada di daerah tropis, rumah ini tetap sejuk dengan banyaknya jendela |
Dan dua ruang tamu lainnya yaitu untuk orang umum dan ruang tamu untuk keluarga
Kamar utama milik sang saudagar juga berada di lantai 1. Di dalam kamar itu terdapat sebuah tempat tidur kayu berukir yang konon didatangkan dari Eropa. Terbayang kan pasti mahal. Sebuah mesin jahit yang pernah digunakan oleh istri Tjong A Fie. Sebuah cermin untuk berdandan. Dan yang paling saya suka adalah sebuah meja bulat lengkap dengan kursinya
Ruang makan terletak tepat di belakang kamar utama Tjong A Fie. Terlihat sebuah meja makan panjang lengkap dengan piring lukis di atasnya
Dapur yang juga merupakan sebuah bagian penting dalam sebuah rumah, terletak di lantai 1 juga. Yang paling menarik dari dapur ini adalah terdapat sebuah cerobong asap dan beberapa alat modern yang kala itu pasti hanya dimiliki oleh orang kaya saja. Seperti kulkas
Satu lagi nih, di dapur itu saya juga melihat sebuah batu giling yang digunakan untuk membuat tepung beras atau kacang. Itu loh yang pernah muncul di salah satu episode film Upin Ipin
Ruang tamu untuk menerima Sultan Deli dan keluarganya |
Ruang Tamu untuk masyarakat umum |
Cantiknya lampu di ruang tamu ini |
Ruang makan |
Tempat tidur ini diimpor dari Yunani. Beneran cakep deh |
Jaman segitu, sudah punya vacuum cleaner loh |
Dapur dengan tungku plus cerobong asapnya |
Naik ke lantai 2 dengan lantai kayu yang cantik terdapat kamar anak perempuan, perpustakaan, dan beberapa ruang istirahat
Yang paling menarik di lantai 2 ini adalah ruang dansa luas dengan lampu gantung yang indah. Saya membayangkan pada jamannya dulu betapa ramainya orang berdansa disana dengan alunan musik yang merdu
Tara ta ta ta ... Ta ta ta ta
Ruang dansa, terbayang merdunya alunan musik pada saat itu |
Cantiknya deretan jendela di ruang dansa |
Selasar di lantai 2 |
Kamar anak perempuan di lantai 2 |
Salah satu sudut di ruang dansa |
Perpustakaan pribadi |
Meski tempat ini adalah bangunan tua. Alhamdulillah 2 kali saya kesana, tidak terjadi apa-apa. Aman dan sangat nyaman buat dikunjungi kok bahkan oleh anak-anak sekalipun, percaya deh sama saya
Bahkan pencahayaan ruangan sudah jauh lebih terang ketimbang kunjungan pertama kami di Agustus 2015. Menurut mas Dio sang pemandu, telah ada penambahan lampu di beberapa titik
Mas Dio, sang pemandu wisata sedang menjelaskan foto perayaan ulang tahun sang saudagar |
Meski kita bebas disana, ada beberapa peraturan yang harus dipatuhi. Antara lain penggunaan tripod tidak diijinkan ( mbak petugas di depan tadi langsung mengingatkan saya saat melihat saya membawa tripod ). Dan tidak semua benda boleh disentuh
Merokok juga tidak diperbolehkan di tempat ini, selain mengganggu kenyaman pengunjung lain. Tentunya menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan mengingat kebanyakan material disana terbuat dari kayu, yang pastinya mudah terbakar
Dan dilarang memfoto dari dekat gambar yang ada di salah satu ruang pamer karena gambar-gambar tersebut adalah milik Tropen Museum di Belanda dan memiliki copyright
Satu lagi yang paling penting, dilarang memotret altar tempat persembahyangan
Ditaati ya |
Foto-foto di ruangan ini milik Tropen Museum di Belanda dan mempunyai hak cipta. Dilarang memfoto dari dekat |
Sudut di seberang sana dilarang untuk difoto karena ada altar persembahyangan |
Karena Medan tak hanya Istana Maimun dan Masjid Raya Al Mashun saja. Ada juga Tjong A Fie Mansion juga ikon kota Medan yang sangat menarik untuk dikunjungi
4 comments
Keren...
ReplyDeleteMdh2an bs kesana...
😘😘😘
Hai,say. Jumpa disini kita 😘😘😘
DeleteWah, bagus banget rumahnya, semoga bisa berkunjung ke sana.
ReplyDeleteKamu cocok Lo ngeblog, sering pindah2 gtu pasti banyak cerita, klo isi blogku mah curhat semua wkwk
Iya,say
DeleteBanyak ide yang belum tertuang di blog niy
Makasih loh udah dikomen.. Mmuach