Inna Parapat Hotel di tepi Danau Toba |
Bulan Maret kemarin kami liburan ke Parapat. Tau dong apa yang istimewa dari Parapat? Yup, Danau Toba. Salah satu keindahan surga dunia yang diciptakan Allah bisa dinikmati di tempat ini
Udah 2 tahun lebih tinggal di Medan, baru itulah kami bisa jalan-jalan ke Parapat. Liburan kemarin itu emang udah jauh hari direncanain. Seperti biasa, sebelum pergi ke suatu tempat saya pasti cari info sebanyak-banyaknya. Terutama masalah penginapan. Maklum jarak Parapat dari Medan cukup lumayan sekitar 4 jam perjalanan. Sayang kan kalau udah sampai sana gak nginap
Untungnya kita hidup di jaman digital begini. Hampir setiap informasi bisa didapat dengan mudah. Sempat galau saat akan memilih hotel. Apalagi cerita "horror" soal penginapan di Parapat kerap saya dengar. Gak bersih dan jorok itu "horror"nya
Oke, akhirnya setelah beberapa pertimbangan. Pilihan jatuh ke 2 hotel besar di Parapat. Inna Parapat Hotel dan salah satu hotel besar yang ada di bukit. Galau karena dua-duanya bagus. Sampai akhirnya saya menemukan sebuah komentar. Main ke Danau Toba ya harus main air. Iya ya bener juga. Fix akhirnya pilih Inna Parapat Hotel yang memang letaknya persis di pinggir danau
Agoda jadi aplikasi pilihan saya saat akan menginap di Inna Parapat Hotel. Berkali-kali ngintip harga, Kamis sore itu kami dapat harga terbaik dari Agoda. Lumayan diskonnya plus 10 % lagi kalau pesan lewat aplikasi
Inna Parapat Hotel |
Dua kali berhenti di SPBU untuk sarapan. Jam 10.30 kami sampai di Parapat. Wah ternyata masih ada waktu 1,5 jam lagi buat check in. Kami pun turun dulu di Pantai Bebas Parapat. Tempat ini jadi hits setelah pemerintah Kabupaten Simalungun membangun tulisan I Love Danau Toba
Pantai Bebas Parapat |
Tiba di hotel jam 11.30 rupanya kami gak bisa langsung check in. Kata resepsionis kami baru bisa check in jam 2 karena masih banyak tamu yang belum check out di libur panjang akhir pekan itu. Daripada bengong kami pun memutuskan untuk jalan dulu ke Rumah Pesanggrahan Bung Karno. Tapi makan siang dulu ya. Maklum cacing di perut udah mulai manggil-manggil. Pohon mangga di depan hotel jadi saksi kami makan 😁
Makan siang dulu ya |
Rumah Pesanggrahan Bung Karno dengan pemandangan Danau Toba dan Samosir di depannya |
Pemandangan dari dekat resepsionis dan restoran siang itu |
Kontur tanah yang miring bikin hotel ini ada banyak tangga dimana-mana |
Tangga yang mini |
Bangunan terpisah pisah |
Di kamar tipe family ini terdapat 2 single bed dan 1 double bed. Cocoklah buat kami berempat. Hotel yang usianya udah seabad ini kasurnya empuk, bersih, wangi dan AC baru. Jauh lebih bagus daripada yang di foto lah. Asyiknya lagi semua kamar disini punya view langsung ke danau
Double bed |
2 single bed |
Hotel toiletries |
Inna Parapat 1920 |
Pasir putih di pantai buatan milik Inna Parapat Hotel ini bikin adik pengen cepet-cepet main air. Untung matahari udah mulai manis manja. Kami bertiga turun ke pantai. Kakak? Main hape aja di kamar katanya. Dan sekali lagi lewat tangga ya. Bener-bener olahraga teruslah disana
Senangnya yang bisa main pasir |
Ada bebek-bebekan juga |
Pemandangan pantai di pagi hari |
Kapal khas di Danau Toba |
Badan udah capek dan matahari mulai tenggelam, kami kembali lagi ke kamar. Naik tangga ... Naik ... Naik. Wis banyak banget lah tangganya
Malam harinya kami makan bekal dari rumah di kamar. Faktor pengiritan makanya bawa bekal *prinsip ekonomi berlaku*. Udah kelar makan, kami jalan keluar hotel. Gak terlalu ramai ternyata. Lampu kelap kelip dari beberapa hotel disana terlihat. Ada juga penjual makanan berjejer di sepanjang jalan. Sosis bakar, sate Padang dan lainnya.
Malam semakin larut dan kami pun beristirahat. Terjawab juga rasa penasaran saya, kenapa hotel ini memakai AC. Parapat ternyata gak terlalu sejuk ketimbang Berastagi
Suasana malam disana juga gak sesunyi yang saya bayangkan. Berkali-kali terdengar suara klakson bus atau truk dan ambulans yang melintas di jalur yang menanjak dekat penatapan. Karena itu memang jalur Lintas Tengah Sumatera menuju ke Sumatera Barat dari Sumatera Utara
Pagi pun tiba, selesai sholat Subuh saya dan suami jalan keluar kamar. Meski sudah mendekati jam 6 suasana masih cukup gelap
Sesaat kemudian terdengar lagu yang awalnya saya kira lagu daerah. Ternyata bukan, lagu yang diputar adalah lagu rohani. Suara lagu yang dari pengeras suara gereja cukup membahana di seluruh Parapat. Dan memanggil warga setempat beribadat. Lonceng gereja pun berbunyi menunjukkan sudah jam 6 pagi
Suasana jam 5.45 pagi |
Jam 6.30 |
Matahari yang masih malu-malu bersinar, membawa kami untuk menikmati hotel pagi itu. Melewati beberapa kamar. Tangga juga gak kelewat ya. Sambil olahraga juga menikmati indahnya danau. What a wonderful morning
Noh salah satu tangga, tapi yang ini masih mending. Gak curam |
Asyik kan buat jalan pagi |
Sambil duduk disini bisa menatap danau |
Di balkon ini, pemandangan danaunya cantik sekali |
O iya, lupa euy belum cerita. Inna Parapat Hotel ini pernah loh dikunjungi Pak Jokowi saat Karnaval Danau Toba. Tempat yang dipakai bukan tipe kamar. Tapi sebuah rumah mungil cantik dengan batu bata eksposenya menjadi tempat Pak Jokowi menginap beserta ibu Iriana. Kalau mau menyewa rumah itu harganya daleeem bener, dengan tarif enam juta per malam kata pihak hotel. Pas kami kesana ada loh yang lagi nginep juga
Pak Jokowi saat ke Parapat |
Rumah kedua dengan batu bata ekspos itulah Pak Jokowi menginap |
Kesan Pak Jokowi atas Inna Parapat Hotel |
Main lagi di pantai pagi itu adalah suatu keharusan. Abis pemandangannya cantik banget sih. Biarpun gak main air kayak sore semalam.
Tak lama nampak 2 buah kapal penyeberangan bersandar di dekat hotel. Kapal ini melayani pengunjung privat dari hotel ke desa wisata Tomok di Samosir. Kata pemilik kapal buat sewa kapal ini kita harus bayar 900 ribu. Setelah sampai di Tomok penyewa diberikan waktu 2 jam untuk turun. Alhamdulillah bapak pemilik kapal baik banget, kami dikasih kesempatan gratis buat berfoto di atas kapal. Maklum belum punya keberanian buat menyebrang ke Tomok.
Kasih makan monyet |
Bisa main ayunan juga disana |
Pot bentuk gerobak depan rumah bata ekspose |
Sarapan plus lihat pemandangan cantik danau itu sesuatu |
Bubur ayam ini enak banget |
Bukan diskusi kenaikan harga cabe :D |
Ludes des des |
Penasaran saya tanya ke pihak hotel tentang keberadaan rumah adat itu. Ternyata rumah adat itu adalah salah satu kamar di hotel ini. Oleh sekuriti kamipun diantarkan ke kamar rumah adat. Pantas aja saya gak ngeh akan keberadaan 2 rumah adat bergaya khas Batak ini. Lah wong pintu masuknya beda.
Rumah adat itu tepat berada di belakang kafe milik Inna Parapat Hotel. Padahal saat jalan ke Rumah Pengasingan Bung Karno saya lewat bagian belakang rumah adat itu. Mungkin karena ketutup pagar saya gak kepikiran kalau itu masuk Inna Parapat Hotel. Dan kami pun diberi kesempatan untuk melihat bagian dalam kamar rumah adat. Etnik banget dengan dinding kayunya berwarna coklat. Pecinta etnik cocok kalau ambil kamar rumah tradisional ini
Kamar rumah adat |
Tampak dalam kamar rumah adat. Kamar mandi ada di bawah tangga |
Untuk bisa menikmati kamar ini siapkan dana 1,3 juta |
Keramah tamahan pegawai hotel, fasilitas oke, makanan enak dan pantainya cantik gak heran bikin hotel ini selalu jadi favorit buat wisatawan yang datang ke Parapat ini. Apalagi kalau mager alias malas gerak keluar hotel kayak kami, hotel ini pas banget buat liburan. Fasilitas kolam renang juga sudah ada loh. Makin memanjakan pengunjung hotel kan. Dan dari hotel ini kita bisa dengan puas menikmati Danau Toba yang terkenal itu
Tertarik buat liburan Lebaran di Inna Parapat Hotel ? Ayo buruan pesan supaya gak kehabisan kamar
3 comments
wah danau toba...Udah lama mupeng mau kemari...Blm kesampaian hehehee
ReplyDeleteMudah2an bisa wisata ke Danau Toba ya. Banyak hal menarik disana :D
DeleteWah, seru dan bagus sekali pemandangannya. Semoga bisa kesana di waktu mendatang
ReplyDelete