Pekerjaan Rumah Tangga, Tanggung Jawab Siapa ?

by - December 22, 2017


" Mak Get, itu suaminya masak mbok dibantu dulu " kata tetangga sebelah rumah beberapa waktu lalu, saat mendengar si kecil bercerita papanya sedang memasak di dapur ketika saya sedang ngobrol dengan tetangga. " Udah biasa itu, Mak " jawab saya. " Lagi masak apa papamu, Get? " tanyanya lagi. " Nak, tanya sama Papa dulu sana. Papa masak apa " kata saya. Gak lama si kecil keluar dari rumah " Masak gulai ikan, Mi " katanya

Rupanya di hari libur itu suami sedang memasak gulai ikan yang kaya akan bumbu dan rempah itu. Pantas saja baunya harum hingga ke depan rumah.  Selesai masak, barulah saya masuk rumah dan makan bersama dengan suami serta anak-anak. " Loh, say. Emang kita ada ikan segar kok masak gulai ? Ikan yang di freezer kan gak enak buat gulai " tanya saya ke suami.  " Aku kan tadi belanja di tukang sayur lewat. Itu ikan kakapnya harganya 60 ribu " jelas suami

Percakapan di atas bisa jadi terlihat aneh untuk beberapa keluarga. Dimana suami mau ikut turun ke dapur untuk memasak dan berbelanja di tukang sayur

sumber gambar : Pexels
Tujuh belas tahun lalu, saat masih duduk di bangku kuliah. Seorang dosen pria berkata di depan kelas saat mata kuliah sedang berlangsung " Buat kalian yang perempuan, besok kalau cari suami itu yang pernah jadi anak kos. Biar bisa bantuin pekerjaan rumah tangga " itu kata beliau. Perkataan beliau pun disambut dengan tawa riuh  para mahasiswa, yang saat itu sebagian besar mungkin belum berpikir hendak menikah meskipun beberapa kawan saya sudah berpacaran. Sebuah nasehat sederhana tapi sangat menempel di ingatan saya ketimbang isi kuliahnya

Apa yang dikatakan oleh dosen saya mungkin saat itu tidak terlalu saya pahami apa maksudnya. Baru setelah hidup berumah tangga, saya mecoba memaknai perkataan beliau tersebut

sumber gambar : Getty Images 
Tak jarang saya menemui kawan yang ketika saya berkunjung ke rumahnya,  pemandangan rumah serupa kapal pecah terhantam ombak terpampang di depan mata. Sang istri terlihat sibuk dengan pekerjaan rumah tangganya. Suami sibuk dengan gawai, laptop atau menonton televisi.  Anaknya yang berusia sekolah  sibuk dengan mainannya sendiri.  Dan pemandangan itu tidak hanya sekali dua kali saya lihat saat berkunjung ke rumah itu

" Suamiku gak pernah diajarkan pekerjaan rumah dari dulu "
" Di keluarga kami, kaum pria tidak boleh memegang pekerjaan rumah tangga "
Atau
" Masak siy,  suami ikut mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Kan kasihan udah capek bekerja "

Jawaban - jawaban itulah yang hampir selalu saya dengar dari mereka

sumber gambar : Pexels
Setiap rumah tangga pasti mempunyai prinsip sendiri. Ada yang mempunyai prinsip,  pekerjaan rumah tangga adalah tanggung jawab istri. Suami hanya mencari nafkah

Tetapi bagi saya, pekerjaan rumah tangga adalah tanggung jawab bersama

Di akhir pekan, suami dan anak lelaki saya seringkali ke pasar membeli ikan dan sayur untuk memenuhi stok di kulkas. Saya membereskan rumah dengan si kecil. Memasak di akhir pekan, juga sering dilakukan suami. Bergantian dengan saya yang masak di hari biasa. Kakak, sebagai anak tertua harus membereskan kamarnya sendiri sebelum berangkat sekolah dan membuang sampah. Si kecil bisa mencuci piring dan membantu saya memasak atau mengganti sprei. Saya pun bisa mencuci mobil saat suami luar kota, membersihkan kamar mandi setiap hari atau memanjat saat membersihkan jendela yang tinggi

Dan bukan hal yang memalukan bagi saya ketika suami dan anak lelaki saya lebih mengetahui naik turunnya harga ikan di pasar ketimbang saya

Keputusan saya dan suami melibatkan anak - anak sejak kecil, tak lain agar mereka tidak gagap dalam menghadapi kehidupan nyata di masa depan. Ilmu bukan hanya didapatkan di sekolah lewat mata pelajaran yang diberikan oleh guru.  Tetapi juga harus diimbangi dengan ketrampilan yang mereka dapat dari rumah sendiri

sumber gambar : Pexels 
Silakan mampir juga ke tulisan  Emak Harus Waras 

Manfaat yang saya rasakan, tak hanya pekerjaan rumah tangga saya menjadi lebih ringan karena dikerjakan bersama. Dan sebagai ibu rumah tangga pun, saya bisa mempunyai waktu lebih untuk mengembangkan diri


Tetapi ada hal yang lebih berharga dari itu, yakni sebuah ikatan dalam keluarga terbangun menjadi lebih kuat ketika ada kebersamaan dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga

Karena rumah adalah milik bersama dan harus dibangun oleh seluruh anggota keluarga dengan hati  ❤





You May Also Like

19 comments

  1. Aish.. Setuju banget bunda dila. Ini mungkin terlihat suami takut istri kalo diliat orang 'primitif'. Tapi toh peduli apa.. Hihi.. Tp ad kok walau suami mantan anak kos tp g bs ap2. Yg jls sblm nikah it kita liat dulu, ni anak udah gede bajunya nyusmci sendiri g y? Nyuci piring sendiri g y? Sialnya, byk mertua yg biarin anak lelakinya begitu. Pas ngeliat dy bantu istri ktk berumah tangga mukanya mendengus. Lalu ceramah bla bla. Ini mau cari menantu ap pembantu sih ya? Hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang imej laki - laki yang membantu pekerjaan istri itu adalah suami takut istri, masih banyak di kalangan masyarakat kita Mbak Winda. Gak hanya dari kaum pria sendiri. Pandangan itu juga datang dari wanita

      Menurut aku siy, pandangan kayak gitu harus berubah

      Delete
  2. Tanggung jawab bersama mbak, tapi tetap aja untuk pekerjaan tertentu tetap gak bisa di delegasikan ke pak su, bukan beres malah berantakan masak contohnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha... Pasti cipratan minyak plus perabot masak disana sini kan. Sama

      Emang siy selalu ada kehebohan di dapur. Tapi lumayan loh, membantu juga pas kita pengin libur masak.

      Delete
  3. Bukan mau gimana-gimana sama suami, saya kok malah senang ya lihat suami sibuk di dapur, sibuk main sama anak sampai ke Mall dia yang gendong, justru disitulah letak gantengnya suami, Bu Dila haha..

    Biarlah sibuk di dapur, silakan kotori semua perkakas dapur, urusan bersihin saya yang turun tangan, itu prinsip saya, Buk :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setujuuuuu... Disitulah letak kegantengan mereka dan romantisnya hahaha

      Delete
  4. wah, template barunya cantik membahana nihhhh mbakkk, aku sukaa. O iya, aku pun sama mbak, pekerjaan RT adalah tgjwb bersama, meningkatkan bonding juga ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rumah milik bersama dan memang harus dirawat bersama

      Delete
  5. Setuju, Bu, pekerjaan rumah itu tanggung jawab bersama. Aku juga gitu ngerasanya, ya meskipun belum berumah tangga. Kalau di rumah, terlebih di hari libur, sudah ada jadwal tersendiri, aku biasanya nyapu, ngepel, sapu halaman, dll. Ibu juga gitu ada kerjaan tersendiri, terlebih perempuan masak dari sedari subuh..

    Begitu juga dengan ayah dan adek, sibuk berenin kamar, lap kaca dll..he
    Apalagi sehari sebelum lebaran, beuh sampe repot beres-beresnya..hehe
    Ya, karena besoknya bakal ada banyak tamu, jadi harus bersih-bersih..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sip, Mas Andy. Biarpun belum berumah tangga udah bisa membantu pekerjaan rumah... Top deh

      Delete
  6. betul mba, dengan hati. jangan ada yang semena mena atau merasa di rendahkan, atau malah ada yang sok bossy. hehhee, soalnya suamiku kalau di rumah hobby nya beres beres rumah walau ada si mba, tapi suka nyapu ngepel beres beres sedangkan aku hanya menonton nya aja *kata suami: mama duduk disini aja temenin papa*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau suami peka terhadap pekerjaan rumah tangga, malah bikin kita tambah sayang ya Mbak

      Delete
  7. Setuju banget, tanggung jawab rumah adalah milik seluruh penghuni rumah. Benar sekali soal pilih suami yang anak kos, aku sih ngalamin juga. Meski kayanya ga selamanya begitu sih.
    Aku paling salut sama suami teman, Mbak. Dia dan adek-adeknya (empat cowok semua) memang dari kecil diajarkan ibunya untuk bantu-bantu pekerjaan rumah. Jadi pas temanku hamil, malah adeknya nawarin belanja ke pasar induk.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener, Mbak Dian. Gak selamanya anak kos bisa ngebantu pekerjaan istri kalo kelak berumah tangga. Ada yang malah merasa udah capek kos, jadi pas berumah tangga minta semuanya diladeni biarpun itu hal yang sepele

      Delete
  8. Bener mba dila. Akupun beruntung suami tipe yg mau bantuin soal pekerjaan rumah.. Biasanya dia milih masakin, ato nyuci piring dan baju. Dia tau aku anti kena detergen, makanya lbh milih nyetrika kalo pembantu mudik :D. Soal anak2, dia jg yg lbh jago ngemong nya. Kalo aku ga sabaran soalnya.. Tp biar gimana, kita saling bagi kerjaanlah kalo udh ditinggal si mbak gitu. Walopun akhirnya suka nyerah dgn memanggil go clean utk bersih2 :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku malah belum pernah nyoba Go Clean, Mbak. Palingan aku nunda dulu pekerjaan kalau lagi capek

      Delete
  9. Suamiku untungnya juga mau terjun ngerjain pekerjaan domestik mba...
    Nggak kebayang klo dapat suami yang tinggal ongkang2 di rumah, mentang2 dah kerja di luaran..

    Mending tukar tambah klo dapat suami macem itu mba..

    ReplyDelete
  10. Keren mbak, kami lagi berusaha ke arah itu. Kadang lancar, kadang kacau, hihihi... Suami saya bukan anak kos, tapi ortunya juga kayak mbak gini, kerjasama, jadi lumayan bantu2 di rumah.

    ReplyDelete