Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini . Powered by Blogger.
  • Home
  • Contact Me
  • About Me
  • Category
    • KULINER
    • LIBURAN
    • LOMBA BLOG
Facebook Google Plus Instagram

Ibu Dila

Setiap langkah adalah berharga


Kalau ditanya " Me time kamu apa sih ? ". Secara kan ya, saya ibu rumah tangga yang hampir 24 jam di rumah

Me time berkualitas, pasti saya perlukan

Makan mie instan tanpa diusilin anak, itu me time
Mandi pakai sabun yang harum, me time juga
Makan coklat gak ketauan anak, aiiih senangnya me time ku 🙈
Nulis di blog, apalagi itu nikmatnya duniaku deh

Sama satu lagi
Mewarnai ...

Biarpun 2 tahun lagi udah kepala 4 dan gak pandai menggambar ( bisa sih tapi kudu nyontek Google ... hihihi ), saya mah seneng banget mewarnai

Dan untuk me time terakhir ini, saya suka melakukannya bareng anak-anak. Karena itu kesukaan mereka juga. ME TIME bareng namanya jadi WE TIME yak. Tapi we time  menyenangkan looooh 😄

Entah kenapa hormon kebahagiaan itu bisa muncul saat mewarnai. Apalagi kalau warna-warnanya cerah. Langit yang gelap bisa hilang seketika

***

Biasanya saat mewarnai, saya sama anak-anak pakai crayon, spidol atau pensil warna. Kami suka saling pinjam, karena kami punya alat warna sendiri-sendiri

Medianya sih buku mewarnai atau gambar saya yang hasil contekan dari Google

Eh tapi sekarang kayaknya kebahagiaan saya bareng anak-anak saat mewarnai bakal lebih berwarna deh. Karena ada produk inovatif baru dari Fabel-Castell yang bakal memuaskan me time mewarnai saya

Namanya Colour to Life


Apa itu Colour to Life dari Fabel Castell ?

Siapa sih jaman sekarang yang gak kenal dunia digital. Dari orang kota sampai desa. Anak kecil sampai orang dewasa. Kayaknya semua orang udah kenal gawai canggih. Bahkan kuota internet udah masuk kebutuhan pokok sekarang

Dan kehadiran gawai sudah tidak terbendung lagi

Colour to Life. Dari namanya aja udah menarik ya, teman

Fabel-Castell yang berdiri pada tahun 1761 dan sekaligus merupakan produsen alat tulis terbesar dan tertua di dunia, menjawab tantangan jaman now dengan meluncurkan produk Colour to Life yang memadukan antara membuat gambar secara konvensional dengan kemajuan teknologi Augmented Reality ( AR )

Jadi gambar yang akan dihasilkan nanti akan terlihat lebih nyata dan hidup. Dan pastinya lebih menarik karena terhubungkan dengan dunia digital


Menurut bapak Yandarmin Halim, Managing Director PT Faber-Castell International Indonesia, yang ditemui saat peluncuran Colour to Life di Gramedia Sun Plaza Medan, Sabtu 5 Mei 2018 kemarin.  Kehadiran produk ini adalah upaya Faber-Castell agar anak-anak Indonesia bisa menjadi subjek dan bukan sepenuhnya menjadi objek dari sebuah mainan digital atau gawai

Anak-anak pun diarahkan ke dunia digital dengan peran sebagai kontributor, dalam bentuk mensuplai karakter atau objek yang telah mereka warnai untuk dipakai dalam game tersebut


Dalam satu set Colour to Life Faber-Castell, menurut Ibu Ang Lilyana, selaku Product Spv PT Faber-Castell International Indonesia, terdiri dari :

- 15 halaman buku mewarnai Augmented Reality
- 20 warna connector pens

Yang semua itu dikemas dalam Gift Set Box cantik ( bisa buat kado kan 😍 )

Lalu gimana cara menggunakan Colour to Life Fabel-Castell ?

Pertama kali yang harus dilakukan adalah mengunduh aplikasi Colour to Life di Google Play atau App Store

Atau bisa juga menggunakan QR Code untuk mengunduh aplikasi dengan cepat


Setelah selesai mengunduh, saatnya untuk bermain bersama aplikasi Colour to Life

Yang harus dilakukan pertama kali adalah mewarnai gambar di buku Colour to Life dengan menggunakan connector pen yang ada di dalam set

Dan jangan warnai bingkai yang ada di sekeliling gambar. Karena hal ini bisa menyebabkan kegagalan proses scan

Setelah, selesai diwarnai. Lanjutkan proses scanning. Sebaiknya proses scan dilakukan dengan jarak minimal 30 cm dalam posisi tegak lurus. Dan tunggu hingga muncul warna hijau di layar

Jika terjadi kegagalan scan, arahkan kamera ke objek lain. Lalu ulang scan gambar yang telah diwarnai tadi

Nah setelah proses scan berhasil, dan karakter 3 D muncul artinya kita siap bermain bersama Colour to Life dari Fabel-Castell ini

Apa aja yang bisa dilakukan dengan Colour to Life Fabel-Castell ini ?

1. Berinteraksi dengan karakter 3 D yang telah diwarnai

Karakter yang telah diwarnai tadi bisa kita arahkan kemana kita suka. Ukurannya pun bisa diperbesar atau perkecil

2. Mengambil gambar atau swafoto bersama karakter

Sentuh ikon kamera pada aplikasi, maka akan masuk pada mode foto. Karakter yang telah diwarnai tadi bisa deh diajak foto bersama


Kamera depan atau belakang, bisa semuanya. Mana yang kita suka

3. Bermain dengan games 

Pada bagian ini, anak-anak saya suka sekali. Karena mereka bisa bermain dengan 5 karakter dari Colour to Life Fasbel-Castell ini


Pogo Boy :

Saatnya bermain dengan pogo stick. Dan Hati-hati jangan sampai terjatuh ke dalam air

Permainan ini dapat melatih koordinasi antara tangan dan mata, kemampuan motorik, meningkatkan konsentrasi dan perhatian serta bisa melatih refleks

Giddy Up :

Permainan ini menantang kita untuk berpacu sejauh mungkin. Tetapi jangan lupa perhatikan rintangan di lintasan pacu

Keuntungan bermain Giddy Up antara lain bisa melatih koordinasi antara tangan dan mata. Melatih kemampuan motorik. Meningkatkan konsentrasi dan pikiran serta melatih refleks

Dress-Up Challenge :

Permainan ini saya suka sekali, karena saya seperti bermain princess bersama si Kecil. Tantangan dari permainan ini adalah mengingat pakaian manekin dalam waktu singkat

Saatnya bermain dengan princess , baju bisa diberi motif juga loh 
Yang tentu saja dapat melatih ketajaman ingatan dan meningkatkan konsentrasi serta perhatian

Balance Your Brain :

Saatnya untuk menyamakan tulisan dan warna yang ada dalam gambar

Akan muncul gambar pada kanvas yang dilukis oleh kucing 
Dengan memainkan permainan ini, kita dapat menstimulasi koordinasi antara otak kanan dan kiri. Melatih perhatian dan konsentrasi. Serta dapat meningkatkan kemampuan berpikir

Safe Flight :

Pesawat udara yang sudah diwarnai, dapat kita ajak terbang tinggi dan jauh. Seperti mengendarai pesawat udara. Tetapi harus waspada dengan awan yang muncul

Pesawatku terbang ke bulan 😄
Permainan seru ini dapat melatih koordinasi antara tangan dan mata. Juga melatih kemampuan motorik. Meningkatkan konsentrasi dan perhatian. Dan tak lupa, dapat melatih refleks

***

Saat acara peluncuran Colour to Life Fabel-Castell kemarin, tak lupa blogger dan media yang diundang pun diberikan waktu untuk mencoba langsung sensasi mewarnai yang berbeda. Dan benar saja, keseruan pun terjadi

Berfoto dengan Kumpulan Emak Blogger Medan 😍


Karena mewarnai emang bisa bikin bahagia kan

Jangan takut kehabisan kuota, teman. Permainan ini bisa dimainkan secara offline kok

O iya, produk Colour to Life Fabel-Castell ini tersedia di Gramedia. Dan juga bisa dibeli secara online di Tokopedia, Bukalapak dan lainnya, teman

Harganya 119.000 rupiah

Kakak akan bermain dengan karakter Giddy Up kesukaannya, bersama adiknya 😍

Si Kecil, yang suka dengan karakter Dress-up Challenge

Dan kini, WE TIME mewarnai saya dan anak-anak tentunya semakin seru bersama Colour to Life Fabel-Castell 😍

































Share
Tweet
Pin
Share
22 comments
Ibu Dila muncul lagi .... Yeeey

Kira-kira ada yang kangen gak ya ? *siapkan tas kresek warna hitam buat yang gak kuat baca pertanyaan tadi*😄

Seperti janji saya di tulisan sebelumnya, kali ini saya mau ngelanjutin cerita keseruan liburan kami ke Samosir awal April kemarin

Yang belum baca cerita sebelumnya bisa baca disini, teman 😊

***

" Para penumpang kendaraan harap masuk ke kendaraannya masing - masing " terdengar perintah dari pengeras suara di Pelabuhan Ferry Ajibata


Yup, untuk penumpang yang membawa kendaraan sendiri dilarang masuk dengan berjalan kaki saat naik ke kapal. Mungkin maksudnya untuk mempercepat naiknya penumpang ke kapal ferry Tao Toba 2, yang akan membawa kami ke Samosir

Satu per satu kendaraan pun masuk mundur ke dalam kapal ferry. Ada mobil, truk pasir hingga bis. Kebetulan di Samosir memang sedang banyak perbaikan jalan. Sepertinya truk pengangkut pasir itu, untuk mendistribusikan material ke proyek itu

Sekitar 30 mobil muat dalam satu kali menyeberang

***

" Bang lempar uang koinnya, Bang " terdengar teriak seorang anak laki-laki dari air, ke seorang penumpang pria yang berdiri di dek kapal. Pria itu tampak mengacuhkan anak laki-laki tadi

Wah, ini dia yang saya tunggu-tunggu. Kemunculan si anak koin di Pelabuhan Ferry Ajibata

Anak koin yang biasa saya lihat di TV, akhirnya muncul juga. Ih senangnya saya ...

" Hei, sini " teriak saya

" Lempar koinnya, Kak " teriak anak laki-laki berkulit hitam itu sambil mendekat ke arah saya

" Tunggu ya " kata saya sambil mencari koin dan uang dua ribuan

Meski saya menunggu kemunculan si anak koin, saya gak sempat menyiapkan koin. Jadi saya harus cari-cari dulu

Koin yang dicari pun ketemu. Ada sekitar sepuluh ribu rupiah, dalam bentuk koin  lima ratus dan seribu. Dan 2 lembar dua ribuan

Si anak koin sudah siap menanti lemparan uang dari saya

Plung ... Plung

Anak koin 



Satu persatu koin pun saya jatuhkan. Dan yeeey, si anak koin bisa menemukannya. Pantulan cahaya matahari membantunya menemukan koin saya

( Terjawab sudah rasa penasaran saya selama ini ) 🤗

" Kakak sama adik mau coba gak ?" Tanya saya ke anak-anak

" Mau " kata Kakak

" Aku gak mau " kata adiknya ( si adik emang udah tegang saat mulai mau naik kapal )

" Ya udah, sini keluar dari mobil " kata saya

Si Kakak pun melempar koin. Plus uang kertas dua ribuan yang dibungkus di koin

Tut ... Tut ...

Bunyi klakson kapal disertai bunyi rantai penutup pintu kapal pun terdengar. Tanda kapal ferry Tao Toba 2 yang akan membawa kami ke Samosir, akan berangkat

Saya pun kembali masuk mobil

" Yuk, kita naik aja daripada di mobil " kata saya ke suami dan anak-anak

" Ya udah " kata suami

Si Kecil yang awalnya menolak buat keluar mobil, mau juga keluar untuk naik ke dek atas penumpang

Kapal Tao Toba 2 yang membawa kami ke Samosir penuh saat itu

Mau foto aja kudu mepet saking penuhnya 🙄
Kami pun melangkahkan kaki menuju dek atas, tempat penumpang bisa duduk

Tampak meja penjual mie instan dan kopi di dekat tangga untuk naik ke atas dek. Tangga di kapal Tao Toba 2 ini sungguh sempit dan curam. Cuman cukup satu badan  penumpang orang dewasa aja, cyin ... Huh

Dengan jendela tanpa kaca langsung di tepi tangga, sungguh bikin saya yang gak bisa berenang ini deg-degan untuk naik. Coba kalo kepeleset, bisa kecemplung ke danau. Kan sereeeem

Baru naik sebentar, gak sampai satu menit kami langsung turun balik lagi ke mobil

Gak cuman tangganya yang curam dan sempit. Dek atas pun sempit dengan bau rokok yang luar biasa. Bikin saya pusing seketika

( Untuk cerita dek kapal Tao Toba 1 yang membawa saya ke Samosir, maaf gak sempat  foto. Saya terlalu tegang saat itu )

Biar gak penasaran, ini saya kasih dek atas kapal Tao Toba 1 aja ya. Kapal ini yang akhirnya membawa saya pulang dari Samosir. Dek atas penumpangnya jauh lebih luas dari pada Tao Toba 2

Dek atas Kapal Tao Toba 1, yang lebih luas dan nyaman daripada Tao Toba 2. Berasa milik pribadi aja ... Sepi, cyin 😅😅
Baru masuk mobil sebentar tiba-tiba si Kecil bilang dengan suara pelan " Aku takut naik kapal " dengan ekspresi ketakutan dan udah terlihat mau nangis

Ya Tuhan, ini anak kenapa bicara begitu. Dia gak tau apa, kalau emaknya juga stress naik kapal ... Hiks

" Adik, mau liat film gak ? " tawar saya

" Film apa ? " tanya si Kecil masih dengan ekspresi takut naik kapal

" Terserah " jawab saya sambil menjulurkan hp

Alhamdulillah, tawaran memakai hp emaknya lumayan ampuh untuk bikin dia gak bilang " Aku takut naik kapal " lagi

Gak mau turun mobil lagi, saking takutnya naik kapal 😅
Untungnya sinyal si operator merah kencang sekali di tengah Danau Toba. Jadi si Kecil bisa puas nonton film di You Tube. Horeeeee ... Emak bahagia hahaha *bukan bahagia receh loh ya*

Entah berapa kali penjual kacang rebus mondar-mandir menawarkan dagangannya

Cuma karena sibuk bikin si Kecil nyaman naik kapal. Dan biar dia gak bilang " Aku takut naik kapal " lagi. Saya gak begitu memperdulikan ibu penjual kacang itu

Setelah setengah jam perjalanan, Alhamdulillah si Kecil udah sibuk main hp. Lumayan lah buat bikin dia lupa sejenak ketakutannya

Ketakutan si Kecil naik kapal bahkan baru saya ceritain ke suami saat kami udah di tengah perjalanan pulang dari Samosir

" Ah, masak sih adik ketakutan ?" Tanya suami gak percaya

" Mas gak tau kan. Emang aku sengaja gak bilang pas itu. Bisa bubar jalan aku kalo cerita ke Mas sama Kakak " jawab saya

Karena kalau saya cerita saat itu, si Kakak sama Papanya bisa ngegodain si Kecil abis. Eh bukannya bikin tenang. Bisa-bisa si Kecil malah nangis ketakutan

Pusyiiiing kepala belbie kan bo' ...

Setelah si Kecil mulai tenang, saya baru keluar buat menikmati suasana kapal

Rupanya, sama kayak di Pelabuhan Ferry Ajibata. Ada para pengamen kecil juga loh. Biar lebih berasa kalau saya lagi di tanah Batak Toba, saya minta aja mereka buat nyanyi .... Asiiiik

Dua buah lagu Batak, saya minta mereka nyanyikan


Angin danau terasa mengaliri wajah saya siang itu. Sejuk sekali

Pelabuhan Tomok di Samosir sudah makin terlihat. Artinya kapal akan menepi di Samosir. Alhamdulillah ...

Cerita dua malam di Samosir pun di depan mata, siap saya ukir bersama keluarga tercinta 😍

***

Eh, tunggu dulu

Tulisan Ibu Dila ini belum selesai loh. Hihihi ...

Berbeda dengan perjalanan berangkat saya. Perjalanan pulang saya kembali ke Medan, saya dapat kapal Tao Toba 1

Jika sebelumnya saya harus menunggu 3 jam lebih untuk menyeberang ke Samosir. Di perjalanan pulang ini saya seperti dapat golden tiket

Lah gimana enggak ? Saat itu sebetulnya saya mengincar kapal jam 10.00 dari Tomok

Eh rupanya di Minggu pagi itu, kapal Tao Toba 1 dioperasikan buat kapal tambahan. Karena dari Ajibata penuh dengan wisatawan pagi itu

Jadilah kami yang semula berpikir bakal menunggu satu jam di Pelabuhan Tomok, malah dibuat tergesa-gesa dengan adanya kapal tambahan itu

" Cepat naik kapal, Kak. Udah mau berangkat itu " kata petugas tiket

" Apaaaa ? Beneran, Mbak " jawab saya kaget bukan main

Kami pun menyeberang kembali ke Ajibata jam 9 pagi dengan kapal diluar jadwal reguler itu. Maunya santai dulu di Pelabuhan Tomok sambil foto-foto syantik gagal deh

Tapi senang juga sih hahaha

Kapal siap meninggalkan Pelabuhan Tomok, Samosir

Kapalnya kosong euy 😍
Udah lebih cepat nyebrangnya

Kapal kosong pula

Dan saya pun bisa beli lesung kayu buat masak ubi tumbuk ( masakan khas Tapanuli Selatan ), di seorang bapak pedagang yang kebetulan naik kapal itu juga

Namanya emak-emak gitu loh, gak bisa liat sesuatu yang lutju buat dibeli. Biarpun itu di kapal ferry *untung bapak suami paham sama istrinya ini* 😅

Sebuah lesung kayu seharga 40 ribu rupiah pun berpindah ke tangan saya. Tuing... Tuing

Dan ... sampai saya menulis cerita ini, lesung kayu phenomenal itu belum saya pakai

Maafkeun aku ya, suamiku tersayang  😁

Jomblo dilarang baper liat mereka 😄😄
Foto saya sambil memegang lesung kayu dengan latar belakang pasangan yang sedang jatuh cinta itu, mengakhiri cerita Ibu Dila kali ini

Terima kasih dan sampai jumpa di petualangan kami di Samosir selanjutnya  😘😘😘
Share
Tweet
Pin
Share
20 comments
Newer Posts
Older Posts

About Me

About Ibu Dila

Seorang istri dan ibu 2 anak yang belajar kehidupan dari setiap jejak langkah di negeri ini.

Search This Blog

Postingan Populer

  • Mengurus Pindah Sekolah Anak ke Luar Kota ( Berdasarkan Pengalaman Pribadi )
    Pindah lalu tinggal dan hidup di beberapa kota bukan lagi hal baru buat saya dan keluarga. Hari ini saya akan berbagi tips bagaimana memili...
  • Jalan-jalan Minggu ke Bagan Percut
    Pasar Ikan Bagan Percut, Deli Serdang Suami sudah beberapa kali mengajak saya ke Bagan Percut. Tapi entah selalu saja belum ter...
  • Museum Perkebunan Indonesia, Menghubungkan Masa Lalu dan Masa Depan
    Museum ? Saya suka sekali dengan museum. Kali ini kunjungan kami sekeluarga adalah ke Museum Perkebunan Indonesia Museum yang terl...
  • Seseruan Bermain di Taman Budaya Resto, Tanjung Morawa
    Restoran ini jaraknya dekeeet banget dari rumah. Nyomot perkataan kawan saya , resto ini tetangga sebelah rumah aja. Padahal udah setahun ...
  • Buka puasa di Pondok Telaga Ikan, Kuala Namu
    Mulai awal minggu lalu pas papanya luar kota, pengen banget makan di luar. Pengen ini pengen itu tapi apa daya gak bisa nyetir *makan...

Follow Us

  • Facebook
  • Instagram
  • Google Plus

Categories

  • Banjarmasin
  • Jakarta
  • keluarga
  • kuliner
  • Lebaran
  • liburan
  • lomba blog
  • Medan
  • mudik
  • My Story
  • Novel
  • Pekanbaru
  • Review
  • Semarang

Hai, saya ingin jadi kawan kalian. Ikuti ceritaku yuk...

Blog Archive

  • August (1)
  • July (1)
  • May (2)
  • April (1)
  • March (3)
  • February (3)
  • January (3)
  • December (7)
  • November (11)
  • October (9)
  • September (5)
  • August (5)
  • July (5)
  • June (9)
  • May (8)

Member of Blogger Perempuan

Member of Blogger Perempuan

Member Of Kumpulan Emak Blogger

Member Of Kumpulan Emak Blogger
Instagram Facebook

Created with by ThemeXpose

Customized with by DuniaQtoy