Mimpi Buruk saat Malam Pertama di Jakarta
sumber gambar : Pixabay |
11 Juli 2013
Kamis petang jelang Maghrib di bulan Ramadhan, pesawat Batik Air yang membawa saya dan keluarga mendarat dengan selamat di Bandara Soekarno Hatta dari Pekanbaru - Riau
"Hello, Jakarta ... here we come. We're ready to start a new life"
Yeyyy ... setelah 7 tahun tinggal di Kalimantan dan Sumatera. Akhirnya kami menjadi penduduk pulau Jawa lagi
" Gimana, pak. Kita langsung ke hotel ?" kata mas Yogi kawan kantor suami. Setelah memasukkan barang bawaan kami yang bejibun itu. " Iya, Yog. Tapi kita cari makan dulu. Lagian udah mau hujan" kata suami
Yah inilah kebiasaan kami. Menginap beberapa hari di hotel, sebelum barang kami datang di rumah kontrak yang baru saat pindah ke suatu kota
Langit gelap, petir menggelar dan hujan turun dengan lebatnya sesaat setelah mobil meninggalkan parkiran Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta
" Alhamdulillah, rejeki. Pertanda yang baik " kata saya
Kotak nasi dan sebungkus Kit Kat dari pesawat menjadi menu buka puasa kami di mobil. " Yog, ini buat buka " kata suami sambil memberikan kotak nasi jatah adik ke mas Yogi
" Hotelnya udah dipesan kan, Yog? " kata suami. " Udah, pak. Di Mega Anggrek " kata mas Yogi
" Masih jauh, mas? " kata saya. " Lumayan, bu " jawab mas Yogi. " Tiap hari macet begini ? tanya saya. " Iya, bu. Apalagi kalau hujan " jawab mas Yogi dengan logat Purwokerto nya yang khas itu
" Jakarta ... Jakarta. Kenapa kamu macet terus? " pikir saya
***
" Makan dimana, Yog? " tanya suami. " Bapak, maunya apa? " kata Mas Yogi. " Apa ya. Kamu mau apa, say " tawar suami ke saya. " Yang seger-seger ada kuahnya. Ada gak, mas Yogi? " tanya saya
" Apa ya, bu... hmmm " mas Yogi kelihatannya bingung. " Di Warung Leko aja. Ada supnya tuh, Bu " kata mas Yogi
" Sup apa? Ada wortelnya? " tanya saya. " Ada gak ya? " kata mas Yogi. " Udahlah, say. Yang penting makan. Kasian anak-anak udah capek " kata suami
Sup Iga jadi pilihan saya dan anak - anak untuk mengisi perut yang kosong. Wajah anak-anak yang mulai tampak capek, sudah terlihat agak segar setelah mengisi perut
" Say, bungkusin 2 buat di hotel ya " kata saya ke suami
***
" Hotelnya masih jauh, Mas Yogi? " tanya saya. " Gak, bu. Tinggal lurus pinggir tol aja " kata Mas Yogi
Rupanya hujan yang membasahi Jakarta, sudah cukup membuat genangan di jalanan. Jarak yang sebetulnya lumayan dekat, jadi terasa jauh karena macet
" Ini hotelnya, mas? " kata saya ke mas Yogi. " Iya, Ini bu. Hotel Mega Anggrek " jawab mas Yogi. " Kok kanan kirinya gedung begini? " kata saya sambil tingak - tinguk. " Terus aku cari makan siang buat anak-anak dimana niy, say. Kan mas gak mungkin nganterin. Jauh gitu dari kantor" kata saya ke suami
Belum juga turun dari mobil, saya minta suami buat mencari hotel lain
" Ada hotel lain, Yog ?" tanya suami. " Ada, Pak. Tapi ke arah kota " jawab mas Yogi. " Deket kantor gak ada apa, Mas Yogi? " masih tanya saya. " Ya nggak ada, bu. Wong jalan Srengseng ( Jakarta Barat ) kan banyak rumah penduduk. Ini udah paling dekat " jawab mas Yogi
" Ini paling dekat? " kata saya kaget. Dalam hati " Segini dekat, Jakarta oh Jakarta " mau nangis aja
" Ibu, mau ke Wisma Lampung? " tanya mas Yogi. " Rame sekitarnya? Terang? " tanya saya. " Ya ramelah, Bu. Namanya juga Jakarta. Tapi kalau cari makan, kayaknya gak mungkin dekat situ jalan kaki, bu " kata Mas Yogi
*Ih, kenapa saya waktu itu nanya begitu ya. Jakarta ya pasti ramai ... isssh bikin malu aja*
" Coba deh, liat dulu Wisma Lampung " kata saya
" Kapan sampai, Ma? " kata Kakak. " Bentar lagi, Nak " jawab saya. Terlihat mukanya kembali lelah. Apalagi saat dari Pekanbaru Kakak memang sudah agak sakit
Jakarta memang betul-betul tidak ramah buat saya malam itu. Macet dimana-mana
Putar putar kemana, saya udah gak ngerti jalan. Liat simpang tol Tomang bertumpuk begitu, makin bikin saya puyeng. Yang jelas saya malam itu pertama kali melihat Kantor Sekretariat Negara dan gerai Seven Eleven di sudut jalan. Meski sekarang udah tutup ... hiks
Cuman kalau sekarang saya lihat di GPS, kok gak lewat Sekretariat Negara ya, kalau mau dari Hotel Mega Anggrek ke Wisma Lampung ( entahlah GPS emang kadang suka membingungkan )
" Itu, bu. Wisma Lampung " kata mas Yogi. " Yakin mau hotel itu, say? " tanya suami. " Jalannya rame banget gitu. Lagian mau cari makan dimana coba itu " kata suami
Bener juga pikir saya
" Ya udah cari hotel lain lagi, deh " kata saya. " Hotel mana lagi, say? " kata suami
" Ma, aku udah gak kuat " kata Kakak. " Aku kedinginan " katanya
" Tuh, liat Kakak udah capek. Kasian Kakak. Yogi juga udah mulai capek, say " kata suami agak keras kali ini ke saya
" Ya udah deh, ke hotel yang satu lagi. Yang kemarin mas Yogi kesana terus kirim fotonya itu " kata saya
" Yakin ibu mau kesana ? Mending Hotel Mega Anggrek aja, Bu " jawab mas Yogi
" Gak papalah, Mas. Anak-anak juga udah mulai capek " jawab saya
Jam sudah menunjukkan hampir pukul 21.00
***
Sebuah hotel ( kalau boleh saya bilang mirip motel sih ) di tepi jalan tol Jakarta - Merak juga, seolah menyambut kedatangan kami malam itu
" Sepi sekali. Pakai pagar tinggi. Wah ya gak keliatan dari jalan depan " batin saya
" Permisi " kata suami. Resepsionis tampak kosong
" Eh, iya Pak " jawab seorang bapak setengah tua tak berseragam seperti layaknya sebuah hotel dari sebuah ruang kecil di belakang meja resepsionis
" Nginap disini berapa, pak? " tanya suami
" 275 ribu semalam, Pak " jawab bapak
" Murah amat " batin saya
" Disini aja ya, say " kata suami
" Iyalah " jawab saya yang sudah mulai menyerah dengan rasa lelah akibat perjalanan
" Bapak, mau pilih kamar apa ? Kamar aja apa yang ada garasinya? " tanya bapak itu
" Kamar aja. Yang ini ya " jawab suami sambil menunjuk gambar di dinding
" Oke, pak. Ada di lantai 3 ya " kata bapak itu kembali
" Hei, sini bantuin bapak ini bawa barangnya " kata bapak itu ke seorang kawannya
Koper- koper dan kardus - kardus pun diturunkan dari mobil mas Yogi ( namanya juga pindahan pasti banyak barang )
" Yog, makasih ya. Besok pagi jemput aku ke kantor " kata suami
" Siap, Pak " jawab Mas Yog
" Makasih ya, mas Yogi " kata saya
" Iya, bu " jawab mas Yogi
***
" Yang nginap banyak malam ini, mas? " tanya saya ke mas-mas sekitar 30 tahunan itu
" Ada siy, bu " jawabnya
Pintu lift pun terbuka ... lantai 3
Sebuah lorong di depan kamar-kamar hotel terlihat tidak terlalu terang cahaya lampunya. " Oh, ternyata ada juga yang menginap " dalam hati. Tampak cahaya dari jendela di depan beberapa kamar. Menandakan ada penghuni di dalamnya
" Silakan, pak bu. Ini kamarnya " kata si mas sambil memasukkan barang bawaan kami
" Iya, makasih Mas " jawab suami sambil memberikan tips
Sebuah kamar cukup luas menjadi tempat menginap kami malam itu
" Say, masak nasi dulu. Biar anak-anak bisa makan lagi malam ini " kata suami
Sekarang tau kan kenapa bawaan saya banyak banget. Ada rice cooker dan perlengkapan makan di salah satu kardus itu siy ... hahaha
" Akhirnya aku bisa tidur " kata Kakak
Beda dengan Kakaknya, si kecil nyaris gak rewel sama sekali di jalan. Ya mungkin karena dia gak sedang sakit seperti Kakaknya
Guyuran air di kamar mandi malam itu terasa segar sekali, meski terganggu dengan bau kamar mandi yang agak pengap itu
" Kak, makan lagi " kata suami setelah nasi matang
Malam itu kami makan sebungkus sup daging yang kami beli di Warung Leko. Anak - anak kembali makan dengan lahapnya
" Say, aku tidur dulu ya " kata suami
Tak lama kemudian, anak-anak dan suami sudah terlihat pulas dalam tidurnya
" Enaknya bisa cepat tidur " batin saya
Itulah saya, kadang ketika capek sekali malah susah tidur. Apalagi dengan suasana yang baru seperti malam itu
" Ya udah deh, nyalain TV aja " pikir saya daripada sepi
***
Jam menunjukkan pukul 11 malam ..." Kerusuhan di Lembaga Permasyarakatan Kelas 1 Tanjung Gusta Medan - Sumatera Utara terjadi sore tadi. Empat orang napi tewas dan diduga ratusan lainnya melarikan diri dari lapas. Kerusuhan diduga akibat padamnya listrik dan air sejak kemarin. Bla ... bla ... bla "
Hampir semua tv menyiarkan berita yang sama malam itu. Bahkan 2 buah televisi swasta nasional yang selalu bersaing menyiarkan berita, tak putus menyiarkan live malam itu dari Medan dan Jakarta
Nging ... nging ... nging, suara nyamuk benar-benar menggangu
Kasur yang terasa gatal menurut saya, semakin membuat saya tak bisa tidur. Setiap berusaha memejamkan mata, tetap saja mata tak sanggup terpejam
" Ah mending buka FB aja " pikir saya
Sebuah ponsel berbasis windows milik saya, menemani sepinya malam itu. Kepoin si A, si B dan si C. Lihat berita yang lagi viral di FB
O iya, jaman itu saya dan suami belum punya ponsel pintar
Malam semakin larut tapi saya tetap tak bisa tidur. Masih dengan ponsel di tangan, saya ketik nama hotel tempat saya menginap malam itu di mesin pencarian Google
Astaga, ternyata hotel ini biasa dipakai short time. Pantas sepi banget. " Bener niy kata mbak Dina " dalam hati saya. Mbak Dina adalah pemilik rumah yang akan saya kontrak ketika mendengar kami meminta kawan melihat hotel ini. " Jangan, hotel itu gak bagus. Auranya gimana gitu " kata mbak Dina waktu itu
Langsung saya teringat waktu mas Yogi bertanya "Yakin ibu mau kesana ? Mending Hotel Mega Anggrek aja, Bu "
***
Jeder ... tiba-tiba saya membaca berita yang sangat tidak saya harapkan malam itu.
Hotel tempat saya menginap pernah terjadi pembunuhan di sebuah kamar beberapa bulan sebelumnya
" Ya Allah, kenapa aku harus baca ini jam 1 malam begini. Malam Jum'at lagi" sambil merutuki diri saya sendiri
Bodoh ... bodoh ... bodoh
Tertulis " Seorang wanita dibunuh di hotel XXX kamar 3 sekian sekian. Pembunuhan dilakukan oleh mantan pacarnya di bulan September tahun 2012 "
Kamar 3 sekian sekian ?
Hah ?
Lantai 3 dong ?
Jantung makin berdebar kencang ...
Mau bangunin suami, kasihan dia lelah sekali
" Kunci kamar mana kunci kamar " sembari mengambil kunci yang tergantung di pintu
3 sekian sekian ...
" Kamarku 3 sekian sekian, kamar yang ada pembunuhanny 3 sekian sekian. Satu... dua... Tiga " sambil berhitung dalam hati
Waaaaaaaah ... kamar pembunuhan itu letaknya 2-3 kamar sebelah kamar ini
" Kapan paginya. Kapan paginya " saya semakin tidak sabar menunggu pagi
Jam di dinding bergerak lama sekali malam itu. Suara di tv tetap tak mampu mengalahkan ketakutanku. Mau menangis gak bisa menangis
Bulan Ramadhan, bulan dimana katanya setan dikurung tetap tak mampu mengurangi rasa takut itu
Suara mobil dan truk lalu lalang di tol depan hotel seolah-olah ingin membuat saya teriak " Aku disini, tolong "
Jakarta yang semalaman diguyur hujan, menjadi panas buat saya malam itu
Meski pelan sekali ... jam akhirnya menunjukkan pukul 4.00
" Say, bangun. Say, sahur " sambil menggoyangkan badan suami
" Heeeeh " jawab suami sambil menutup mata
" Udah jam 4. Sahur " kata saya
" Udah jam 4 ? Cepet banget " jawab suami
Sup daging sebungkus lagi, jadi menu sahur kami berdua pagi itu
" Say, bisa telpon mas Yogi pagi ini ?" kata saya ke suami pelan-pelan
" Kenapa? " tanya suami
" Aku mau pindah hotel pagi ini " kata saya
" Pagi ini ? " tanyanya
" Iya pagi ini " jawab saya
" Emang kenapa? " kata suami
" Ini baca sendiri " jawab saya sambil menyerahkan ponsel saya dan menunjukkan sebuah artikel
" Ya ampun, say. Ini beneran? " kata suami
" Beneran lah, say . Kamarnya kan ada di deretan kita " jawab saya
" Hah ???" si bapak terlihat kaget
" Ya udah aku telpon Yogi pagi ini. Eh, tapi dia udah bangun belum ya " kata suami seolah lupa kalau tadi habis sahur
" Udahlah, say. Kan mas Yogi sahur juga " jawab saya
" Iya, ding " kata suami
" Yog, kamu abis sholat Subuh kesini ya " kata suami di telpon
" Kak, bangun. Kita mau pindah hotel "
" Adik, ayo bangun sayang "
Agak susah membangunkan mereka pagi itu, meski akhirnya bangun juga
***
" Loh, kenapa pindah hotel pagi begini Pak? " tanya mas Yogi
" Ternyata pernah ada pembunuhan di kamar yang sederet sama kamar kami, Yog " kata suami
" Pantesan hotelnya sepi ya, Pak " kata mas Yogi
***
Hotel Mega Anggrek, Jakarta Barat akhirnya ( kembali ) menjadi pilihan saya untuk hidup beberapa hari pertama di Jakarta
Dan Alhamdulillah selama kami disana, kami nyaman. Menu sahur enak. Anak-anakpun senang
Makan siang buat anak-anak ? Yah suami membelikannya sekalian saat pulang kantor. Buka puasa dan sebagian buat makan siang anak-anak besoknya
Simpan di kulkas, dihangatkan dalam rice cooker saat mau makan siang
Go food ? Kayaknya belum ada deh
Mungkin jika jaman segitu saya udah ngerti Trip Advisor, Traveloka, Agoda atau aplikasi sejenis. Kejadian gak enak kayak gitu, gak bakal saya alami
Thank's buat semua aplikasi travelling yang udah ada sekarang ini. Makasih juga buat yang udah mau review hotel di aplikasi itu
Hidup jadi lebih mudah sekarang
" Memilih hotel udah gak seperti membeli kucing dalam karung lagi" 😁😁😁
29 comments
Suamiku jg pernah nginep di hotel horor pas training. Temen2nya malah liat kepala di tivi. Hiiy
ReplyDeleteKepala opo kie? Kepala tanda kutip, mb Uun?
DeletePait... Pait
Kepala orang mba. Tp sirahe tok gtu. Tivine ga iso dipateni meneh. Kl dia kamarnya digedor2 tp dicuekin
DeleteTerus bodyne ning endhi ????
DeleteSumpah aku pikir lagi baca tulisan thriller mbak Dillaaaa
ReplyDeleteTernyata bukan, ya... Hihihi
DeleteAaah, nggak seru... Kenapa pindah? 😜 *kalo saya mungkin sepanjang malam ngumpet di balik selimut sambil,aah entahlah. Takuut... 😅
ReplyDeleteGak pindah? Bisa turun sepuluh kilo kali saya, mb ... Hahaha 😂😂😂
DeleteKalau ga salah aku pernah dapat training di hotel Mega Anggrek di tahun 2004. Padahal kalau butuh makan bisa cari bajaj aja ke arah mall taman anggrek. hihihihi
ReplyDeleteHotel-hotel emang kadang bikin spooky kalau kita cari infonya, Mbak. Aku di Padang nginep di hotel yang banyak makan korban akibat gempa. Aku pura-pura ga tahu aja, tapi akhirnya adeku tahu dan ngomel-ngomel karena milihin nginep di sana.
Bener mb Dian, mending kita malah terkadang gak tau apa - apa
Deletehahaha... jadi inget sesuatu kak... ahaha tadi abis ngetik banyak tp aku apus lagi.. ahahaha.....
ReplyDeletehotel esek2 gitu kok aman2 aja ya. aku tahunya si di surabaya ya... jam jam an gt. dan dijaga satpam ahahaha... di jakarta katanya si banyak tapi gak tahu di mana mananya. cm denger desas desusnya doang... lah ini.. hotelnya nyeremin juga.... wkwkwkwk.... bekas pembunuhan...
dan akhirnya pindah.. ahaha
Hotel itu dari luar juga udah keliatan kusam, Uwan. Cuman gak kepikiran sejauh itu
DeleteSepanjang baca, aku juga ikutan googling. Sejak awal udah timpang banget tampilan kedua hotelnya mbak hahaha. Untung cepat pindah ya :)
ReplyDeleteomnduut.com
Itulah, Mas. Coba aturan ikutan kata kawan, jadi gak pake acara melek semaleman kan 😁
DeleteIya setuju aplikasi traveling emang sangat bermanfaat. Saya selalu pakai traveloka.
ReplyDeleteAplikasi travelling bermanfaat banget emang, mb. Ngebantu buat memilih hotel. Biar gak ngeraba-raba lagi
DeleteHahahah.. Td aku pikir mega anggrek yg prnh ada pembunuhannya mba :p. Akupun kalo tau ada sempet kejadian aneh2 di hotel yg mau aku inepin, pasti pindah hotel juga :p. Serem ya bok :D.
ReplyDeleteMana aku stay nya kan lama, mb Fanny. Paling gak seminggu. Gak lucu kan tiap malam melek
DeleteAbis dong tenaga buat beberes barang pindahan 😭😭
wow untung saya mah ngga pernah gugling2, setiap dapat kamar/hotel langsung tidur aja.
ReplyDeleteTakut kejadian kaya mbak Dila ^_^
Bener, mb. Jangan pernah lakukan itu 😂😂😂
DeleteDulu awal2 ke Jakarta apalagi saat pindah ke Jakarta, saya jg merasakan khawatir yg gmn2 gtu mbak. Lama kelamaan setelah dijalani ya akhirnya terbiasa dan ngrasa yowes biasa aja hehe.
ReplyDeleteKeinget kata tanteku: Jkt ini asal tau "jalannya", segalanya gampang :D
Skrng apalagi udah ada banyak aplikasi yg membantu ya mbak :D
Bener, mb April. Awal hidup di Jakarta emang awalnya sulit. Tapi lama-lama biasa juga
DeleteApalagi dengan aplikasi yang banyak itu, makin mudah aja
duh serem bacanya wkwwk mendingan ga usah googling mba drpd jd melek 🤣😂
ReplyDeleteItulah salahku Mb Herva. Iseng ... hahaha
Deletehiiii aku juga pernah tu mba kaya gitu. Bukan ada pembunuhan sih, tapi auranya aja yang gak enak banget.langsung aku gak mau lagi tidur disitu.
ReplyDeleteSerem sendiri ya, mb Wian. Padahal gak ada apa-apa kan 😄😄
DeleteTakuuuut...apalagi saya penakut, masuk hotel selalu cek kolong dan lemari, takut ada mayatnyaaa..huaaa..
ReplyDeleteHahaha... Aku kalo itu liat hotelnya dulu , Mb
DeleteCeritanya benar-benar berkesan, kayak lagi baca cerpen
ReplyDelete