Pertanyaan yang Sering Ditanyakan pada Kaum Nomaden

by - March 05, 2018


Happy Monday, teman-teman semua. Kangen kali lah gak jumpa dengan kalian semua di blog saya ini. Emang sih beberapa minggu ini perhatian saya agak teralih dengan urusan ini itu, jadi gak sempat deh cerita di blog lagi

Karena blog saya udah mulai penuh sarang laba-laba karena dah lama gak diisi dengan tulisan. Di awal bulan Maret ini saya mau berbagi secuil pengalaman dan cerita dari kehidupan saya beberapa tahun ini

Jadi idenya ini mendadak muncul, ketika Mbak Astin Astanti ngobrol via inbox dengan saya 3 hari lalu. Awalnya sih pas Mbak Astin ngeposting foto di halaman Lawang Sewu, Semarang

Berasa punya Pintu Kemana Doraemon aja saya, ditanya begitu sama Mbak Astin 😂

Eh, kok tiba - tiba saya diinbox Mbak Astin. Kayak gini nih obrolan kami malam itu ... Hihihi

Jawaban Pekanbaru nya kehapus, jadi ditambahin deh pakai Pic Art 😄

Singkat cerita, saya itu orang Semarang. Setelah menikah 15 tahun lalu, saya tinggal di Semarang Jawa Tengah

Lalu pindah ke Kediri di Jawa Timur, Banjarmasin di Kalimantan Selatan, Samarinda Kalimantan Timur, Pekanbaru Riau, Jakarta tapi tinggal di Tangerang Selatan dan Medan Sumatera Utara

Durasinya pun berbeda-beda. Banjarmasin sampai saat ini , masih kota terlama yang kami tinggali. 3 tahun 9 bulan

Sedangkan Samarinda paling sebentar, hanya 7 bulan saja

Saat kami tinggal di Kediri, sering kali kami wisata ke Batu dan Malang. Foto ini di Selecta Batu. Jaman segitu saya udah foto di bunga-bunga pakai foto polaroid tukang foto keliling ...ulala. Gak pake acara nginjak bunga ya 😄

Kami hidup berpindah dari satu kota ke kota lain dan dari satu pulau ke pulau lain, karena mengikuti tugas suami. Yah mungkin bisa dibilang kami hidup nomaden

Meski saya sendiri merasa kurang pas dengan kata nomaden, tapi gak ngerti deh istilah apa yang paling tepat disematkan buat petualangan kami ini. Karena saya sih lebih senang dengan kata petualangan ... Hahaha

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Nomaden adalah

 1 n kelompok orang yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap, berkelana dari satu tempat ke tempat lain, biasanya pindah pada musim tertentu ke tempat tertentu sesuai dengan keperluan kelompok itu; 2v cak (hidup) berkelana, tidak menetap

Istilah itu sesuai dengan kehidupan kami, gak ? 


Kenangan foto di depan Masjid Al Karomah Martapura, saat kami tinggal di Banjarmasin. Museum Kutai Kartanegara Tenggarong saat tinggal di Samarinda. Dan saat kabut asap tapi Kakak minta jalan padahal adiknya baru 2 bulan di depan Rumah Dinas Gubernur Riau, Pekanbaru

Pertanyaan mirip dengan yang ditanya Mbak Astin itu, bukan yang pertama kali saya dengar. Selama riwa riwi kesana kemari, udah entah berapa ratus kali kami menemui pertanyaan seputar hidup berpindah-pindah ini

Ini dia petanyaan yang sering kali kami temui :

1. Emang gak repot pindah terus ?

Dibilang gak repot, kok ya keliatan bohong banget saya. Dibilang repot banget, juga gak segitunya kali

Repot pasti repot. Yang pernah ngerasain pindah rumah meski cuman satu kompleks aja, tau deh gimana rasanya. Apalagi pindah dari kota ke kota lain yang jaraknya gak dekat, kayak kami 

Kerepotan kami biasanya seputar cari rumah yang mau dikontrak, urus sekolah sama packing barang. Plus menata barang lagi di rumah yang baru 


Barang mulai entah kemana-mana 😂

Tak jarang ada drama saat packing 😂


Kalau kardus udah sebanyak ini, bingung deh kalo mendadak perlu barang yang ternyata udah masuk kardus ... Hahaha. Gak jarang terpaksa dibuka lagi hiks 😫

Dan dibalik kerepotan itu, kami bisa berpetualang melihat tempat-tempat baru di banyak kota 

2. Anak-anak gimana ?

Alhamdulillah banget, anak-anak saya termasuk anak yang selalu antusias kalau diajak berpetualang

Saya dan suami punya kebiasaan memancing rasa penasaran mereka saat mau pindah. Kami kasih iming-iming, tempat wisata menarik yang bisa mereka datangi di kota yang baru

Cara itu sangat efektif sampai saat ini 

3. Apa gak capek ?

Gak ada orang yang gak pernah ngerasain capek. Orang di rumah aja bisa capek 

No pain no gain lah. Kalau kami gak mau capek angkat barang dan badan kesana kemari, gak mungkin kan kami bisa melihat indahnya Indonesia ? 

4. Masih tinggal di kota ... ?

Hahaha, khusus pertanyaan ini saya langsung ingat dengan salah satu kawan. Mungkin karena sering pindah, dia nanya " Dila, masih di Medan ?" . Padahal saya baru 2 bulan di Medan waktu itu. Dia bilang, kirain saya udah pindah lagi

Dari sekian banyak orang yang bertanya " Masih tinggal di kota ... ?". Pertanyaan kawan itulah yang paling nampol di ingatan saya 

5. Gak kasihan sama anak-anak pindah sekolah terus ?

Kasihan ? Hmmm ...

Emang sih selama berpindah - pindah ini , Kakak, anak saya yang paling besar pernah beberapa kali kena bully. Bahkan pernah ingin pindah sekolah saat SD. Yang juga pernah tulis ceritanya disini

Tapi Alhamdulillah banget, Kakak masih semangat sekolah. Bahkan kapan hari dia cerita pas ada tugas bercerita di depan kelas tentang kehidupannya. Kawan-kawannya terkejut saat mendengar bahwa Kakak pindah sekolah beberapa kali

Pengalaman mengurus surat pindah sekolah anak, pernah saya tulis disini

Alhamdulillah juga, Kakak pernah mencapai prestasi baik meski kami berpindah-pindah. Tahun 2015 lalu, Kakak pernah mewakili propinsi Sumatera Utara ke Kompetisi Sains Madrasah Nasional yang diselenggarakan di Palembang. Dan memperoleh medali perak 


Setelah pulang dari Palembang dan mendapat piagam dari sekolahnya saat kelulusan 
Untuk menjaga semangat sekolah dan belajar mereka yang kadang naik turun, kami sama kok kayak keluarga yang lain. Bedanya, anak-anak kami berulang kali menghadapi teman- teman dan situasi baru kembali

Intinya sih, saya dan suami selalu berusaha menjalin kedekatan dengan anak salah satunya dengan mendengar cerita mereka tentang kawan dan sekolahnya 

6. Kalau pindah barangnya ditinggal ya ? 

Kami pindah, ya barang ikut juga. Kebetulan kami dapat fasilitas ekspedisi dari kantor. Jadi kemana kami pindah, barang ikut juga 

7. Barangnya rusak dong kalau dibawa pindah terus ?

Walaaaah, namanya juga barang pasti rusak suatu saat. Wong barang yang diam ngedongkrok di rumah aja bisa rusak


Saat barang diangkut truk dari Pekanbaru ke Jakarta 

Jadi kalau ada barang kami yang rusak akibat pindah, itu semua gak bakal mengurangi rasa happy petualangan kami 

Kalo rusak ya udah, ntar kalau ada duit beli lagi. Gak ada yo wis

8. Kenapa gak tinggal di kampung halaman aja, biar suami yang pindah-pindah ?

Saya sejak awal menikah langsung memilih menjadi ibu rumah tangga, meski saat itu saya gak membayangkan bakal hidup berpindah beberapa kali seperti ini. Gak ada paksaan dari suami buat saya jadi ibu rumah tangga

Setelah saya tinggal berpindah-pindah mengikuti tugas suami, baru deh saya mikir " Rupanya ada untungnya juga ya jadi ibu rumah tangga. Kalau saya kerja kasihan anak-anak. Mau sama siapa. Gak mudah menemukan orang yang bisa menjaga mereka di kota yang baru ". Resikonya jauh lebih tinggi daripada orang yang tinggal menetap 

Karena saya gak bekerja di luar, kayaknya gak ada deh yang memberatkan untuk tidak ikut tugas suami. Apalagi kota yang saya tinggali cukup nyaman buat keluarga. Bukan di daerah rawan perang atau di tengah hutan belantara kok

Menghidupi dua buah dapur bertahun - tahun yang berbeda pulau, juga gak mudah. Butuh biaya yang sangat besar. Dan itu berat, Jendral 

Harga tiket pesawat juga gak murah, cyiiin. Pertemuan saya dan anak-anak ke suami jadi jarang nanti, kalau kami hidup terpisah 

Ini tulisan saya tentang mengatasi kejenuhan saat di perantauan, Mampir yaaaa

9. Enak dimana, disana apa disini ? 

Jawaban saya cuma satu, semua kota selalu ada plus minusnya

Biarpun kata orang, kampung halaman adalah yang terbaik, buat saya istilah itu gak berlaku

Karena buat saya tinggal dimana saja , sama aja. Bedanya memang kalau jauh dari kampung halaman pasti jarang ketemu orang tua dan saudara

Selalu banyak cerita yang saya alami di kota-kota itu. Dan semua itu sangat berharga 

Seperti pengalaman berkali-kali merasakan Lebaran di kota orang. Mau tau kayak apa serunya ? Mampir kesini yuk   ❤

10. Terus kapan tinggal menetap ? 

Kapan jawabannya, saya gak tau. Gak pernah saya pikirin malah. Gak pernah juga minta sama Allah " Kapan ya kami gak pindah-pindah lagi " 

Semua itu udah diatur Allah. Karena Allah selalu tahu yang terbaik buat kami sekeluarga. Tinggal kami ikuti aja alurnya 

Bahkan saya sangat bersyukur dengan  kehidupan kami yang sedikit ajaib ini ... Hahaha 


Kalo ke Jakarta jangan lupa foto di Monas yak. Istana Maimun Medan. Gak ketinggalan juga Lawang Sewu Semarang 

Udah dulu, teman-teman. Lain kali saya berbagi cerita lagi tentang petualangan kecil keluarga mungil kami ini. Tunggu ya 😘😘







You May Also Like

23 comments

  1. Pernah mengalami ini. Kalau dari kantor suami ada dana untuk pindahan, mba. Jumlah nggak pasti, dilihat dari jarak, jumlah anggota keluarga, dsb. Trus barang2ku dulu tak jual (yg bisa dijual). Yang nggak layak ya dikasihkan tetangga. Perabot itu diusahakan seminimal mungkin.
    Kalau ada pengumuman mutasi itu rasanya H2C (harap-harap cemas. Apalagi mutasi tidak ada waktu pastinya. Baru setahunpun bisa pindah. Menjadi keluarga nomaden memungkinkan untuk keliling Indonesia.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Harap harap cemasnya, terutama pas denger mau pindah terus belum tau ntar pindah kemana ya Mbak ... Hahaha

      Delete
  2. dulu pas kecil aku juga pindah-pindah mba ikut bapak dinas, sekolah ya pindah2 tapi bersyukur jadi buanyaaak temannya :)

    kalau barang-barang biasanya almh.ibu suka dijualin lalu kalau dah di kota x misalnya beli lagi sampe akhirnya kami menetap deh jadi tinggal di planet Bekasi :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, Mbak Herva pernah jadi penghuni planet Bekasi ya 😄😄

      Emang sih kalo pindah-pindah , jadi punya banyaaak teman dimana - mana. Apalagi cerita , selalu ada

      Delete
  3. Halo hai! Baca ini jadi senyam senyum sendiri. I feel u banget deh, mbak dila, hehe.
    Keluargaku udah merantau selama 11 tahun dan udah 10 kota yg dihinggapi. Punya 3 anak tempat lahirnya beda semua. Si sulung aa bahkan rapot sd nya ada 4. Dulu masih satu anak yg skolah, jadi ga tll riweuh.

    Koleksi dus iya banget. krna tiap pindahan minimal 30 koli yg diangkut. Seneng bisa keliling sebagian indonesia gratis krna ikut dinas kantor suami. nikmati selagi bisa, hidup berpetualang bak keluarga gipsy :)

    skr alhamdulillah udah menetap di kampung halaman suami di bogor. kadang, suka kangen pengen hidup merantau lagi hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yaaah sama deh kita Mbak Riana, selalu punya koli banyak pas pindah ... Hihihi


      Mbak Diana udah 10 kota ??? Empat jempol deh aku. Salut 👍👍👍👍

      Delete
  4. Wow nomaden. Saya nggak bisa ngerasain pengalaman nomaden seperti mbak, karena saya pindah domisili cuma dua kali, pertama saat kuliah harus tinggal di asrama lalu terakhir saat nikah harus tinggal sama suami. Jadi nggak terlalu berasa repotnya karena pas saya pindah saya cuma seorang diri.
    Hebat ya anaknya masih berprestasi di sekolah meski sudah beberapa kali ganti lingkungan sekolah, pasti proses adaptasi dengan sekolah baru butuh waktu tapi anak mbak hebat!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setiap mulai tempat baru, pasti adaptasi lagi. Alhamdulillah, meski kadang ada drama tapi lancar juga 😄

      Delete
  5. Keren bunda dila ini ah. Aku malah cita-cita pengen tinggal dikota lain suatu hari. Entahlah dimana itu walau hanya sebentar. Dilihat emang repot ya, tapi pengalaman dari semua itu sangat berharga ya. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pengalaman paling mengajarkan aku, Mbak Winda. Dan itu gak bisa aku beli

      Delete
  6. Mbak..sejak nikah dan saya enggak bisa ngurus pindah, mungkin itu memang jalan yang dah dgariskan Allah ya..Jadi mudah kalau pindah-pindah.
    Dan, sejak awal memang sepakat sama suami, saya dan anak-anak akan selalu ikutan jika memnungkinkan..
    Selamat mensyukuri kemanapun langkah kaki ditakdirkan menapaki bumi-Nya yang menakjubkan ini, Mbak Dila :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget, Mbak Dian. Mensyukuri kemanapun langkah kaki ditakdirkan menapaki bumi Nya yang menakjubkan ini ... Aku suka quote Mbak Dian ini

      Delete
  7. Dari kecil saya hidup di Magetan, kulaih di Yogya, kerja balik Magetan lagi,sekarang sudah 5 tahun di Jakarta. Saya justru membayangkan serunya jadi Ibu Dilla. Banyak pengalaman yang pasti diserap anak-anak. Dan secara langsung mereka memelajari cara beradaptasi dan survive di negeri orang. Top buat Ibu Dilla dan keluarga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, Mbak Damar. Pengalaman selalu jadi guru yang terbaik

      Delete
  8. kalau saya sich mendapatankan pertanyaan yang kepo, kamu sekrang tinggal disana ya, kamu sekrang beli rumah disana dan itu inilah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, itu juga sering tapi kok ya lupa gak ketulis. Kalo didoain punya rumah banyak , langsung ku Aamiin kan biasanya hahaha

      Delete
  9. Malah lebih seru sih ya kalau buat saya, jadi nambah wawasan dan pertemanan juga. Traveling pun jadi murah. Suami kerjanya jadi fokus ketimbang dirimu harus stay dekat ortu, suami jadi mesti mikirin pulang. Banyak teman2 saya juga yang berprinsip akan jadi full irt setelah menikah nanti, dan ternyata takdir jodohnya memang suami yg kerjaannya pindah2, haha...

    ReplyDelete
  10. bun aku suka banget loh sama ceritanya, seru, salut deh sabar pula. ga semua org bs jalani hidup kaya gitu. aku dlu pernh pindah2 sebelum py rumah dan itu ga enak banget sumpah ga bs muvon dr kampung halaman. ga cocok bgt jd org perantauan.. tetep semangat ya bun semoga allah menjaga keluarga bunda dan mengabulkan doa bunda. amiin

    ReplyDelete
  11. Hihihi.. I feel u bgt. Toss sesama keluarga petualang

    ReplyDelete
  12. Yeyy
    Ada temennyaaa xixixi
    Aku juga nomaden, Mbaa
    Alasannya sama: ikut suami dinas wkk
    Sisi riwehny paling kalau ada yg mau maketin barang, nanya dulu sekarang tinggal di mana soalny takut nyasar heheh
    Slebihnya, seruuuuu

    ReplyDelete
  13. Waaaah...aku pengen sekali deh pindah2 seperti ini, minimal tiap tiga tahun pindah kota. Jadi banyak temen dan banyak pengetahuan akan kota yang baru hehehee

    ReplyDelete
  14. Akhirnya terjawab sudah kenapa Mba Dila nyambung terus... 😂

    Btw aku justru tertarik lho hidup nomaden kaya gitu, seru aja kayaknya. Mungkin krn aku 16 tahun hidup di 1 kota aja kali ya? Ini aja pindah dari Kalimantan ke Malang excited banget 😆

    ReplyDelete
  15. Ibu Dila yang baik hatinyaaa, sekoga bs tetanggan sama dikau ya. Udah seminggu lebih di Bekasi, gimana rasanya

    ReplyDelete