Entah darimana asalnya, yang jelas hari ini beranda Facebook saya dipenuhi oleh tulisan di atas. Begitu baca tulisan itu, saya langsung ngakak. Dalam hati " Kasian amat ya kami kaum emak berdaster " . Kok kayaknya kaum saya ini, begitu menikah jadi gak bisa kemana- mana ... Hahaha
Tulisan yang lagi rajin lewat di beranda Facebook itu, bisa dibilang ada benarnya juga siy. Yah, secara di kenyataannya begitu kan. Setelah makhluk imut-imut manis titipan Tuhan itu keluar dari rahim. Kita nih yang biasanya bisa kayang ala penyanyi dangdut, mendadak menjadi siswi sekolah peragawati. Jalan udah kayak bawa buku telepon alias Yellow Pages di atas kepala selama 40 puluh hari pertama. Pelan, kalem takut jahitan bekas lahiran sobek. Itu baru di awal melahirkan
Begitu bayi ini makin gede. Mulai bisa jalan terus bicara. Gak terasa udah jadi balita. Jangankan kayak yang dibilang di tulisan di atas. Gimana mau ke Alfamart, lah wong baru masuk ke WC dan mencari posisi duduk yang paling pas aja. Eh, di luar pintu udah ada yang teriak kencang " Mamaaaa ... Ngapain di kamar mandi ". Ya Tuhan, ujian apa lagi ini
Tapi disisi lain, saya juga gak setuju tulisan itu 100 %. Lah wong setelah menikah dengan Mas kesayangan yang unyu - unyu ( dilarang sewot, ini adalah bentuk pujian saya ke suami biar dibelikan Silver Queen ... hahaha ), malah saya bisa travelling melihat banyak keindahan yang diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Emang sih belum pernah lihat air mancur di Merlion apalagi Eropa alias benua biru. Travelling saya sih masih seperti bus AKAP aja. Antar Kota Antar Propinsi
***
Di mata saya, setiap orang punya kesempatan kok buat travelling dan menikmati keindahan dunia. Gak ada yang gak mungkin. Cuman terkadang, hal itu gak disadari oleh kaum emak berdaster macam saya ini yang kerjaaannya berkutat di urusan dapur, sumur dan kasur ini
Coba deh cek yang saya tulis di bawah ini :
1. Beda kampung halaman dengan suami
Kira- kira banyak gak tuh yang punya kampung halaman berbeda dengan suami. Pasti banyak kan, Bu Ibu ? Kalau punya suami dengan kampung halaman yang berbeda, gunakan saat mudik sebagai ajang travelling selain silaturahim. Biarpun cuman ke kota sebelah, masak siy gak ada tempat asyik buat dijadikan tujuan wisata. Anggaplah di kota itu miskin objek wisata. Hamparan sawah luas di kampung suami, bisa kan jadi penyejuk mata dari kepenatan terasi di dapur. Travelling juga kan
2. Ikut tugas suami
" Dik, Mas dipindah sama kantor keluar Jawa. Gimana niy ?" ini salah satu contoh percakapan yang mungkin terjadi di rumah tangga ibu-ibu sekalian. Atau " Dik, Abang harus sekolah lagi keluar negeri dibiayai kantor ". Saran saya, dukung suami 100 % . Selama kondisi kota atau negara dan pekerjaan suami memungkinkan untuk keluarga bisa ikut serta. Udah ikut aja. Gak usah mikir yang aneh-aneh
" Tapi nanti aku jadi jauh dari keluarga " atau " Nanti gak bisa ketemu setiap saat sama orang tua ". No Pain No Gain, kalau kata orang. Semakin jauh dari kampung halaman, kesempatan mudik pasti akan lebih jarang. Yah, gimana dong. Mau bertahan di zona nyaman terus atau keluar dari zona nyaman dan berkesempatan melihat luasnya dunia serta travelling
3. Pasangan juga penyuka travelling
Punya pasangan satu kampung halaman dan bekerja di kota itu juga, bukan berarti gak ada kesempatan buat travelling. Cukup pastikan bahwa suami punya hobi travelling yang sama dengan Bu Ibu sekalian, udah deh aman jiwa. Mau kemana aja asal ada waktu dan uang, bisa kan
4. Sabar, semua ada waktunya
Lihat kawan upload foto di Instagram sama suaminya dengan latar Menara Eiffel yang indah itu. Eh, kitanya baper. " Aduh, kapan aku bisa begitu ya. Masak hidupku berkutat dengan wajan gosong di rumah melulu "
Nikmati dulu masa yang ada di depan mata kita, Bu Ibu.
Mumpung bau ompol masih tercium di kasur, mumpung masih ada kesempatan makan pas tiba-tiba anak teriak " Mama, aku beol di celana ", mumpung masih bisa ngelonin anak dengan bau keringatnya yang asem itu
Mumpung ... mumpung ... mumpung
Nanti kelak ketika anak sudah mandiri, kita bisa kok menikmati ME TIME. Dan disaat itu pula, kita akan merindukan WE TIME bersama anak-anak kita. Hiks ... malah jadi sedih kan
***
Tapi di dunia ini belum tentu Bu Ibu punya suami yang berbeda kampung halaman, tugas di kota lain dan penyuka travelling. Gimana dong kalau suami gak kayak gitu ?
Komunikasi adalah koentji
Ingat, Tuhan menciptakan bibir dan mulut kita untuk berbicara dengan suami. Bilang aja " Abang sayang, Masku tercinta. Apakah engkau tega melihat wajah istrimu yang semakin tak sedap dipandang mata akibat lama tidak diajak piknik ?"
Kalau pasangan tetap tak bergeming. Ya derita lo ... hahaha
Gak ding, Bu Ibu. Kudu tetap berusaha dan pantang menyerah. karena sejatinya tak akan ada hasil tanpa usaha sebelumnya. Demikian kata orang bijak
Tapi jangan pakai acara nyindir di sosmed dengan nge tag suami dengan artikel yang berjudul " Ajaklah Istrimu Piknik, maka Rejekimu Lancar". Ini misalnya loh ya, jadi kalau ada artikel dengan judul itu ... maafkan saya
" Papa, baca ini ya " sambil dikasih caption kayak gitu. Sekali dilakukan, suami mungkin masih bisa terima. Dua kali dan seterusnya, bisa jadi suami yang bakal marah
Kalau suami udah berubah dan mau jalan-jalan. Ya jangan ngotot maunya pergi ke Piramida Giza di Mesir, kalau kemampuan suami cuman ke Simpang Lima Semarang. Nikmati aja
Karena travelling dalam keluarga itu sejatinya adalah tentang kebersamaan, bukan tentang jauhnya kaki melangkah
Satu lagi nih, buat Bu Ibu yang punya suami sering pergi dinas keluar kota. Jangan diomeli melulu. Kasih kepercayaan dan kebebasan. Dan jangan lupa doa yang terbaik. Siapa tahu nih, jika saat ini hanya suami yang bisa pergi ke pulau dewata Bali untuk urusan pekerjaan. Mungkin dengan doa terbaik kita, Tuhan kelak mengabulkan mimpi kita untuk travelling ke Bali bersama suami dan anak-anak. Iya kan
***
Demikian sharing saya kali ini, seorang ibu rumah tangga yang bisa melihat sebagian kecil keelokan negeri ini karena mengikuti tugas suami. Terima kasih sudah menyempatkan diri membaca tulisan ini. Sampai jumpa lagi dan semoga bermanfaat. Salam ...
43 comments
Aku klo pergi2 yo harus sepaket mba..
ReplyDeleteTapi kok akhirnya karena biasa begitu, kok jadi aneh kalo pergi sendirian..
Ibarat ada yang nawarin jalan2 (halah,sopo!) Sendiri..ke Bali, atau ber4 tapi cuma ke Semarang.. aku kok milih ke Semarang aja.
Enak krunthelan, bebarengan
Hahaha, sama an dong kita Mbak Sulis. Harus bawa satu pasukan penuh
DeleteHihihi.. I feel you Mak. Kemarin pas masih cuti melahirkan juga sutriss setengah urip, udah nggak bisa ke mana-mana, baru sebentar ke alfamart aja udah ditanyain bapak mertua mau ke mana, beli apa, jam berapa balik.. Hihi jadi bukan anaknya yang riwil malah.. ah sudahlah..
ReplyDeleteLah, malah bapak mertua yang nanyain. Khawatir cucunya ditinggal belanja lama kali ya
Deletesuami saya ortunya di tangerang. lumayan deh ada alasan buat ke jakarta jadinya buat mudik. tapi pengen juga sih sesekali jalan-jalan ke tempat lain. semoga aja nanti ada rezekinya
ReplyDeleteAku juga masih punya mimpi pergi ke tempat lain yang belum pernah aku kunjungi. Semoga terwujud yah mimpi kita
DeleteAstaga..kocak banget pembukaan tulisan ini, Mbak..takut jahitan sobek, nggak bisa cari posisi nyaman di kamar mandi..hihi. Kadang baru masuk aja udah ditanya, bunda lama nggak? Bunda lagi ngapain? Udah selesai belum? :D Alhamdulillah, kalau sekarang suami sudah jarang ditugasin ke luar negeri. Jaman baru nikah dan punya anak pertama, bosen ditinggal terus.. *curhat :D
ReplyDeleteEmang kalo suami tugas keluar negeri, pasti kangen banget ya Mbak Muyas. Kan jauh
Deleteselama waktu cocok, budget keluarga cocok, anak cocok ya udah berangkat :D
ReplyDeleteSetuju, Bang ... Hahaha
DeleteTulisannya lucu dan menghibur deh kak.. Salam kenal! :)
ReplyDeleteCheers,
Dee - heydeerahma.com
Makasih, Mbak Dee. Salam kenal juga
DeleteHahaha, suka gaya tulisanmu, Mbak. Salam kenal ya..
ReplyDeleteKalau sudah menikah, traveling emang harus dibicarakan dengan suami. Apalagi kalau sudah punya anak. Setiap keluarga tentunya beda-beda caranya ya.. Kalau saya yg belum ada momongan, traveling saat ini oke ae, yang penting hari libur dan budget mendukung, hihihi
Yang penting hari libur dan budget mendukung ... Hahaha. Bener banget itu mah
DeleteSaya sendiri juga nggak setuju bacanya. Karena banyak kok teman2 saya, para bini yang rajin traveling, entah hanya berdua dg suami, boyongan dg anak2, atau me time ngayap bareng saya, haha... Ketika me time, suaminya yang cuti lantas jaga anak2. Intinya mah fotocopi cap paspor sebelum nikah, hahahah... nggak deng.
ReplyDeleteIya ketika pulang kampung, ikut suami dinas, ini juga ada moment traveling ya.
Aku belum pernah bikin paspor ... Hiks
DeleteSukaaaaaa bacanyaaa :) . Bener sih mba, sbnrnya kan bisa dikomunikasiin ama suami kalo ttg jalan2 ini.. Masa sih suami juga ga doyan refreshing sejenak bareng keluarga. Kalo aku ya, krn dr smu udh terbiasa jauh dr rumah, jd kalo seandainya suami dipindahin tugas yg jauh sekalian, buatku sih ga masalah jauh dr keluarga ato ortu, yg ptg ikut suami :D. Biar kata cm dekat aja liburannya, yg ptg kan ada suasana baru yg ga biasa kita liat. Bisalah bikin pikiran rileks sejenak :).
ReplyDeleteMbak Fanny, aku suka sama gaya travelling ala Mbak Fan. Keren banget dah. Apalagi yang di Macau kemarin. Sepuluh jempol lah
DeletePujian yang berujung sesuatu..hihi
ReplyDeleteSetuju, Teh. Siapa pun bisa menikmati keindahan alam ciptaan-Nya. Sebagai orang tua terlebih ibu aku yakin kesibukannya akan lebih sibuk disaat sudah menikah. Tapi asalkan bisa membagi waktu antara kesibukan dan liburan pasti bisa.
Malahan aku sering lihat kalau pas sudah nikah itu jadi ada temannya, terlebih untuk liburan. Apalagi kalau sudah punya anak ya, Bu..hehe
Nice share, Bu. Waktu ditanya dalam tulisan ini "Kira- kira banyak gak tuh yang punya kampung halaman berbeda dengan suami. Pasti banyak kan, Bu Ibu ?"
Aku bukan ibu jadi jawabannya apa ya. Aku rasa iya, yes :D
Hahaha ... Rayuan itu adalah senjata wajib istri kepada suami. Bukan cuman suami aja yang bisa ngerayu. Istri kudu bisa juga ngerayu suami
DeleteHihihi gua bangeeud ini mah. Paling menderita kalok pas kebelet ituuh, trus si bocil gak mau ditinggal. Itu keringat dingin udah segede bola bekel wkwkwkwk.. nice story Mba Dila... salam kenal balik yes! 😊
ReplyDeleteKayaknya setiap emak di dunia alami kejadian "ajaib" itu ... Hahaha
DeletePergi sepaket a.k.a sekeluarga itu bikin tenang di hati. Gak mikir lg keluarga yg di rumah lagi
ReplyDeleteSama, Mbak. Apalagi anak masih kecil kan
DeleteAwalnya suamiku nggak begitu suka jalan-jalan. Kemudian punya anak, aku juga malas ikut family gathering kantor. Ikut dinas luar kota apa lagi. Banyak di rumah deh. Tapi karena suami sering mutasi, aku anggap aja sebagai salah satu cara buat traveling. Kalau beberapa tahun terakhir ini kami memang merencanakan liburan sederhana. Alhamdulillah, kadang kami nggak pernah menyangka bakal bisa jalan-jalan seperti ini.
ReplyDeleteYang selalu aku tanamkan dalam pikiran, ya gitu juga. Anggaplah jalan-jalan. Hati senang, pikiran tercerahkan setelah travelling
DeleteSetuju tuh. Mudik bisa jadi kesempatan utk travelling. Yaaa walau kadang masih harus di colek2 dulu pak suaminya supaya mau lah bentar melipir kemanaaa gitu sekitaran kampung halaman suami, yg lg hitz di sosmed. Hehehe
ReplyDeleteSama dong, aku juga begitu kadang Mbak Wian
DeleteKayaknya abis ini bakalan mulai lebih harus banyak dirumah karena sekarang lagi hamil 8 bulan hehe. Padahal biasanya ngider kesana kemari, harus banyak belajar ke buibu yang sudah expert nih... hihi
ReplyDeleteSemoga nanti abis lahir kakak bayinya tetep bisa traveling kesana kemari :D
Semoga sehat terus Mbak dan baby nya. Nanti biar bisa travelling bareng. Pasti bakal seru deh liburan sama anak
DeleteHihi
ReplyDeleteAbis baca ini jadi pengen punya suami hahaha
Semoga ibu dan keluarga sehat selalu dan bisa travelling bareng2 terus yaa
Mudah-mudahan segera ketemu jodohnya, Mbak Anggun. Aamiin
DeleteJadi ini koentjinya, " Abang sayang, Masku tercinta. Apakah engkau tega melihat wajah istrimu yang semakin tak sedap dipandang mata akibat lama tidak diajak piknik ?".....
ReplyDeletegak heran kalo cewe cewe pandai banget ngerayu suaminya.... wkwkwk
Harus ituuuu. Wajib hukumnya dalam sebuah rumah tangga, Uwan. Merayu itu gak cuman nyenengin yang dirayu tapi juga membahagiakan diri yang merayu... Eaaa
DeleteSaat gadis saya tukang jalan sama teman-teman setelah nikah lebih lagi..karena ketemu suami yang sehobi: ngukur aspal.....Bahkan punya prinsip: luwih seneng mlaku-mlaku timbang tuku-tuku (lebih senang jalan-jalan daripada bela-beli...hihihi)
ReplyDeleteHobi kita sama,Mbak Dian. Ngukur aspal. Kadang aku mah yang penting keluar aja. Udah seneng
DeleteHehe sama mbak. Suami saya malah tiap sore maunya keluar bentar sama keluarga, walaupun cuma jalan-jalan ke warung yang agak jauh. Habis bungkus lauk, balik lagi ke rumah hihihi :D
DeleteYang penting kena angin ya Mbak ... Hahaha
DeleteHahhaha..ini saya lagi mengalaminya mba 😄. Susah banget mau kluar rumah sendirian. Kebetulan saya n suami merantau, jadi yaa itung2 udah termasuk jalan2 lah ya. Walaupun ga tiap minggu keluar jalan2 juga hehe
ReplyDeleteItulah perantau ya, Mbak Inge. Enakan keluar rumah sama suami plus anak
Deleteitu tulisan bener bener yaaaak, pas masa lajang, malah enggak kemana -mana eeeuy, sekarang kalau mau traveling banyak pertimbangan, yang anak sekolahlah, yang bapaknya ada kerjaan lah..huhuhuhu, pasti ada masanya nanti, kok. Iya kaaaan. Hehehe
ReplyDeleteSalam kenal mbak,
ReplyDeleteYa ampun, mas kesayangan yg unyu2, heheh, sweet deh,
Iya berarti kami yang belum berdaster ini harus jalan banyak2 sekarang ya, selagi bisa, hehe
bener tuh. sha aja belom punya suami tapi rasanya suka risih kalau ada ibu2 yang tag suaminya apalagi isi artikelnya nyindir gitu.sha bacanya jadi berpikiran, oh si istri gak pernah diajakin jalan2 wkwkwk
ReplyDelete