Bahasa Medan memang ajiiib
Ahoy ... Horas ... Mejuah-juah
Tiga kata di atas adalah salam yang biasa digunakan di kota Medan. Ahoy merupakan salam dari suku Melayu yang notabene merupakan suku asli di Medan ini. Horas adalah sapaan salam dari suku Batak Toba ( sapaan salam ini yang paling terkenal ) dan Mejuah-juah adalah salam khas dari suku Karo
Medan, penduduknya yang terdiri dari beberapa suku dan etnis. Menurut Wikipedia ada orang Melayu, Jawa, Batak Toba, Karo, Mandailing, Angkola, Minangkabau, Aceh, Tamil India dan Tionghoa.
Orang yang belum pernah ke Medan akan berpikir bahwa bahasa Medan adalah bahasa Batak. Padahal bukan. Medan punya bahasa sendiri yang cukup unik yaitu bahasa Melayu yang berpadu dengan suku dan etnis yang tinggal di Medan ini. Dan tak sedikit mempunyai kata yang sama tetapi berbeda arti dengan bahasa Indonesia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Ini adalah uniknya bahasa Medan dalam bentuk doodle Pic Art yang saya buat setelah 2 tahun ini tinggal di Medan, yang sampai sekarang terkadang masih bikin saya ketawa-tawa
1.
Yang ini paling sering buat orang pendatang kaget terus bingung. Kereta ada dimana-mana. Kereta dalam bahasa Medan artinya sepeda motor. Bukan kereta api yang berjalan di rel saja. Jadi kalau ke Medan jangan kaget ya kalau ada yang teriak " Awas, ada kereta " padahal disitu gak ada rel hahaha
2.
Tapi tetep aja ya sampai sekarang saya belum terbiasa nyebut Pom Bensin sebagai Galon ... maaf ya hahaha
3.
Nah yang satu ini juga bikin geleng-geleng kepala buat pendatang seperti saya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pajak adalah pungutan wajib biasanya uang yang harus dibayar oleh penduduk sebagai sumbangan wajib kepada negara atau pemerintah. Tapi di Medan, pajak artinya pasar. Apaaa !!! Jangan tanya gimana awalnya dengar kalau mau beli sayur atau ikan itu ke Pajak. Kagok asli, tapi sekarang udah terbiasa dengan sebutan itu
4.
" Ikutin aja pasar ini, nanti sampai " kata seorang ibu saat saya tanya suatu tempat. " Say, kata si ibu ikuti aja pasar ini " kata saya ke suami. " Pasar, mana pasarnya ? " suami bingung banget. Dan sampai sekarang suami memang gak terbiasa dengan penyebutan jalan sebagai pasar di kota ini
5.
Saya dan suami terbiasa menyebut anak pertama kami sebagai Kakak bukan Abang. Tapi hal itu sempat jadi bahan guyonan kawan-kawannya di SD dulu. " Ih, Kak Nanda " kata mereka. Untunglah Kakak orangnya cuman ketawa-ketawa aja digodain kayak gitu
Di Medan ini ( seperti layaknya beberapa daerah Melayu ) Kakak itu penyebutan untuk perempuan dan Abang untuk laki-laki
6.
Lagi liburan kalau ada teman atau tetangga cerita habis berlibur ke pantai. Atau ada yang mengajak kita ke pantai, pastikan dulu ya pantai apa yang dimaksud
Di Medan dan Sumatera Utara ini, pantai punya banyak arti. Bisa di tepi laut ( seperti kebanyakan orang Indonesia ), bisa juga di tepi danau atau bahkan di sungai. Kalau lagi ke Medan terus ada yang ngajakin ke pantai, jangan kaget ya kalau ternyata kita hanya mandi di sungai ... Piss
* pantai dibaca pante *
7.
" Limpul tiga, Kak " atau " Gak mahalnya Kak, gak sampai limpul pun " kata-kata macam itu sering saya jumpai. Limpul dalam bahasa Medan artinya lima puluh ribu rupiah. Ringkas dan padat bukan
Dan beberapa kosakata orang Tionghoa seperti gopek, cepek & gocap juga biasa di Medan. Misal cepek limpul artinya seratus lima puluh
8.
Di Semarang kampung halaman saya, ecek-ecek itu artinya barang dengan kualitas buruk. Tapi di Medan ini, ecek-ecek artinya pura-pura. " Mama ecek-eceknya jadi princess " kata Adik. Itu artinya saya harus berperan pura-pura menjadi princess
9.
" Kak, pinjam mancis lah " kata Abang servis saat datang ke rumah. Berhubung suami gak ngerokok, mancis yang saya beli entah kemana karena jarang sekali dipakai. Mancis artinya korek api
10.
" Ah, pusing kali awak. Pesawatnya macam bus aja. Main naikkan sewa sembarangan " kata tetangga saya sambil ngomel-ngomel saat pesawat yang ditumpanginya transit ke 2 bandara. Mau ketawa terus kalau saya ingat itu. Itulah pertama kali saya dengar sewa. Setelah bertanya ke tetangga, sewa yang dimaksud adalah penumpang
Di Medan ini kalau sewa artinya penumpang harus membayar, nah sedangkan penumpang berarti kita tidak bayar. Makanya para sopir angkutan umum selalu bilang " Sewa.. sewa " saat mencari penumpang. Supaya para penumpangnya bayar dan gak ada yang bakal bilang " Awak kan cuman numpang, bukan sewa " 😁
11.
Kalau yang satu ini, adalah tempat favorit saya kalau beli tas kulit... wkwkwk. Yup, Monja. Di Medan ini ada banyak pasar yang menjual monja. Ada Pajak ( pasar ) Melati, ada Pajak Petisah, ada Pajak Deli Tua dan masih banyak tempat lagi
Biarpun tempatnya di pasar ( pajak ), jangan pandang remeh loh. Karena pembeli monja di Medan ini terdiri dari semua kalangan. Dari yang uangnya terbatas sampai yang bermobil mewah. Karena para pembeli monja biasanya mencari kualitas dengan harga miring ketimbang barang baru dengan kualitas buruk
12.
Saat barang kami baru datang, ada bapak tukang yang membantu di rumah, Ada beberapa barang yang musti dibeli, seperti paku dan baut. " Ya udah, Kak, Kami belikan dulu ke Panglong " kata mereka. Saya kira Panglong adalah nama daerah di Medan ini. Oalah rupanya , Panglong adalah sebutan untuk toko bahan bangunan di Medan. Jangan heran, terkadang di Medan papan nama toko pun akan ditulis Panglong ( meski banyak juga yang menulis TB atau Toko Bangunan )
13.
Kalau yang ini sebetulnya saya gak gitu kaget, karena sebelum pindah ke Medan sudah pernah dengar. Saat di Banjarmasin dulu, tetangga saya orang Medan. Anaknya suka sekali bilang " Mau belanja bonbon ". Pas udah di Medan, jadi gak asing lagi
14.
" Kak, main jula - jula yuk " kata seorang kawan lewat BBM. Manis banget kan kedengarannya jula-jula itu, sempet dulu kepikiran jula-jula itu sejenis permen. Tapi rupanya jula-jula artinya arisan berupa uang. Bukan arisan pertemuan lingkungan
15.
" Mama, setipku ilang di sekolah " kata Kakak. Agak kaget saya, loh kok dia tau setip. Padahal saya gak pernah bilang kata itu. Setip di Medan punya kesamaan arti dengan bahasa Jawa yaitu penghapus pensil
16.
Ada sebuah angkutan umum yang unik di kota Medan ini, namanya Sudako. Berbeda dengan kebanyakan angkutan umum yang mempunyai pintu keluar disamping, Sudako memiliki pintu keluar di belakang dengan usia kendaraan yang tak lagi muda. Tapi jangan tanya gimana rasanya naik sudako ya, karena saya sendiri belum pernah naik 😉
* Sudako atau Sudaco adalah Sumatera Daihatsu Company*
17.
Nah kalau ini beda banget artinya sama yang banyak dipahami orang Indonesia. Tokoh di Medan, punya arti bohong. Dan di rumah , kata ini termasuk paling sering digunain sama anak-anak. Apalagi kalau si adik yang masih TK digodain kakaknya yang udah SMP , pasti bakal teriak " Mamaaaaaaaa ... kakak nokohi aku "
18.
Di daerah lain selain Medan atau Sumut, biasanya kan menyebut plat misalnya dengan kalimat " Nomer platmu berapa ?". Lain cerita kalau disini, "BK kau berapa ?, dan yang lucu misalkan " Awak baru beli motor, tapi BK nya Jakarta " ( Aku baru beli mobil, tapi platnya Jakarta ). Jangan bingung ya ... hahaha
19.
Pasti gak asing kan dengan kata pipet apalagi kalau udah masuk laboratorium. Di Medan ini ( dan juga beberapa provinsi lain yang menggunakan bahasa Melayu ), pipet juga punya arti sedotan untuk minum selain yang di laboratorium itu. " Kak, ada pipet ?"
20.
Selop, pasti dah tau kan apa itu selop. Biasanya kalau mama - mama mau pergi ke pesta sukanya pakai selop cantik dengan hak tinggi. Khusus di Medan, selop itu artinya banyak loh. Mulai dari sandal teplek, sandal yang berhak tinggi, sandal cowok, sandal cewek sampai sandal jepit yang udah butut namanya sama ... selop
22
Pertama kali dengar kata congok, pengen ketawa. Lucu kedengarannya ... agak gimana gitu
Tapi sekarang udah biasa banget dengarnya, apalagi di rumah hampir tiap hari kalau anak-anak kelahi rebutan makanan. Pasti salah satu bakalan teriak " Mamaaaaa ...adik congok kali, makananku diambiknya " atau " Kakak niy congok kali lah "
*ambik = ambil*
23.
Menteng kalau di Jakarta siapa yang gak kenal. Nah di Medan juga ada loh daerah namanya Menteng ... Medan Tenggara. Gak kalah kan sama Jakarta
24.
Kapan hari pas Kakak pulang sekolah, eh tiba-tiba bilang " Ma, beli rol lagi lah. Rolku ilang di sekolah ?". Niy otak agak bingung jadinya. " Hah, apaan tuh Kak " kata saya. " Penggaris loh, Ma " .... oalah oke oke
25.
Khusus yang satu ini ada cerita spesial, pas SD si Kakak ada tugas sekolah buat telur asin. Salah satu kelengkapan bahannya adalah abu gosok. Berhubung gak pernah beli abu gosok, belilah kami ke pasar sekalian belanja mingguan. Putar-putar eh gak dapat juga
Akhirnya tanyalah sama penjual disana dimana bisa beli abu gosok. " Cari di kedai sampah, ada yang jualnya " kata kakak penjual di pasar. " Dimana tuh Kak kedai sampah ?" tanya saya bingung. Karena di otak saya, kalau beli di kedai sampah artinya saya harus cari di tempat pengepul barang rongsokan. " Tuh di kedai-kedai dekat rumah " jawabnya. " Itu Kak kedai sampah ? Kedai kecil dekat rumah ?" Kata saya sambil kaget. " Iya itu " jawab kakak penjual
Ealah kalau itu ngapain coba cari jauh-jauh ke pasar, kalau ternyata abu gosoknya ada di kedai sampah dekat rumah
* Kedai sampah = warung atau toko kelontong kecil. Kedai dibacanya kede kalau di Medan *
26.
Waktu kami pindah ke Medan, kami diberitahu salah satu yang harus dipakai ke sekolah adalah lobe. Aduh apalagi itu ? Eh, rupanya lobe punya arti kopiah. Bacanya Lo - B ya ( kayak kita baca huruf b )
27.
Telekung, sebelum ke Medan juga udah pernah dengar. Gak asing jadinya. Sama kayak waktu kami tinggal di Pekanbaru, telekung punya arti mukena
28.
Jaman pas masih tinggal di Banjarmasin dulu, tetangga yang orang Medan saat itu mau ke pasar bilang " Awas, hati -hati jalan di titi. Pelan-pelan " ke anak-anaknya. Kebetulan saat itu saya dengar, penasaran tanyalah saya arti titi. Lalu dijelaskan kalau titi artinya jembatan dalam bahsa Medan. Udah di Medan, jadi gak kaget deh
29.
30.
Yang ini pun saya juga punya cerita spesial. Saat itu saya sedang pergi ke sekolah adik. Disana saya ngobrol dengan beberapa nenek yang sedang menunggu cucunya sekolah juga. Kebetulan memang kebanyakan orang Jawa. Asyik ngobrol tiba-tiba saya dengar ada yang bilang " Ndhi plastik asoy ne " ( mana plastik asoy nya )". Nah, karena penasaran saya tanya dengan mereka. " Apa tuh plastik asoy, Nek ?". Karena mereka tahu kalau saya orang Jawa, dijawablah " Lah wong nJowo kok gak ngerti plastik asoy ". Berhubung emang gak tahu saya jawab juga " Lah emang gak tau loh, Nek. Wong baru denger sekali ini"
" Ini loh " kata nenek itu lagi sambil pegang plastik kresek. " Kalau ini aku taunya plastik kresek, Nek. Bukan plastik asoy " Hahaha ... jawab saya
31.
Sebagai orang yang baru pindah, seperti biasa saya tanya dimana RT / RW nya. Nah, di Medan ini gak ada yang namanya RT/RW kayak di daerah lain. Yang ada Kepling atau Kepala Lingkungan dan Keplor ( Kepala Lorong )
* Lorong = gang *
32.
Kalau yang ini pasti udah banyak yang sering dengar, apalagi kalau anaknya suka nonton kartun Upin dan Ipin. Di Medan sama juga, pohon disebut dengan pokok. Eh btw, pokok mangga depan rumah tetangga udah mulai ada buahnya tuh
33.
Ini pas akhir Minggu kan, mau jalan kemana niy hari puasa pertama ini ? Kalau awak, nampaknya mau di rumah je. Malas raun-raun .... hihihi
34.
Kalau di Medan kereta adalah sepeda motor. Nah mobil malah disebut motor kalau di Medan ini. Jangan kebalik-balik ya 😁😁
•
•
Meski masih banyak lagi kosakata menarik di bahasa Medan, udah dulu ya buat doodle artnya. Maklum bukan orang yang pandai gambar
Raun-raunlah kelen ke Medan
Biar tau kelen Istana Maimun, Tjong A Fie & Masjid Raya
Awak tunggu yaaaa
😄😄😄
*semua doodle art di atas dibuat dengan memakai aplikasi PicArt*
INDONESIA LUAR BIASA
12 comments
Oooh ternyata beda ya mbak Bahasa Medan itu bahasa Melayu? Bukan bahasa Batak? Artinya juga beda banget ya...RT RW nya jadi Kepala Lingkungan lucu juga...
ReplyDeleteIya,mb. Banyak yang menyangka bahasa Medan itu bahasa Batak. Padahal bukan
DeleteMirip bahasa Melayu tapi ya gitu lari dikit lah :D
Lucu unik 😂😂
ReplyDeleteEmang unik,mb :D
Deletewkwkwkwk lucccuuuu yah mba jd taulah awak bahasa Medan ni 🤣😂
ReplyDeleteWah dah pandainya mb Herva bahasa Medan... Hihihi
Deletemasih banyak lagi kak,, hahhahah
ReplyDeletepokoknya sampe pusing lahh,,,
belum lagi pemakaian kata "APA" yang penuh dengan sejuta arti :D
Apalagi kalo "Apa" ditambah "Kau" sambil melotot ...wkwkwk
DeleteNo 9,15, sama 34 sk kayak dibanjar. Hihihi
ReplyDeleteAda juga ya setip di Banjar? Kalo di Banjar mah kemana2 orang banyak naik taksi yak... Hihihi
DeleteSemula juga kupikir sama kayak bahasa Batak. Pernah punya teman orang Medan, tapi kalau berbaur ya sudah nggak pakai bahasa daerah lagi. Jadi nggak begitu ngerti. Btw infografisnya cakep.
ReplyDeleteIya, mb. Banyak orang emang mengira bahasa Medan tuh bahasa Batak. Padahal nggak
DeleteBahasa Medan lumayan mudah dipahami kok sama pendatang. Itu enaknya